REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT--- Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengatakan peristiwa yang terjadi selama tiga pekan terakhir di Arab Saudi akan tetap dirahasiakan. Ia tidak ingin membahas rincian apa saja yang terjadi padanya selama periode tersebut.
Dilansir dari Aljazirah, Selasa (28/11), dalam sebuah wawancara dengan saluran Prancis C News pada Senin, Hariri mengatakan dia ingin membawa kejutan positif kepada orang-orang Lebanon melalui pengumuman pengunduran dirinya. Ia menekankan tidak ada tekanan dari Arab Saudi saat dia mengundurkan diri.
Hariri telah mengumumkan pengunduran dirinya pada 4 November dari ibu kota Saudi, Riyadh. Ia menunda keputusannya pada 22 November ketika dia kembali ke Lebanon setelah mengunjungi Prancis dan Mesir.
Dalam sebuah pidato di televisi, Hariri menyalahkan campur tangan Iran dan Hizbullah di Lebanon. "Mereka telah membangun sebuah negara bagian dalam sebuah negara," katanya.
Pidato pengunduran diri Hariri menggemakan retorika yang sering terjadi dari Arab Saudi terhadap Iran dan sekutu-sekutunya. Iran adalah kekuatan militer dan ekonomi Syiah yang dominan sementara Arab Saudi adalah pemimpin kelompok Sunni.
Arab Saudi menyalahkan Iran karena mendukung kelompok bersenjata di seluruh dunia Arab dan berjanji untuk melawan mereka.