REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ikatan Cendikia Muslim Indonesia (ICMI) Jabar, menggelar Islamic Book Fair (IBF) di Pusdai Jabar, Kota Bandung, Selasa (28/11). IBF ini digelar dari tanggal 23 November hingga 30 November 2017. Event ini, berbeda dengan pameran buku yang pernah ada karena menampilkan peradaban Islam yang pernah ada di Jabar.
"Melalui event ini, kami ingin menyemarakan kembali peradaban islam di tatar sunda. Juga, mengangkat peradaban Sunda," ujar Menurut Ketua ICMI Jabar, Mohamad Najib, Najib kepada Republika.co.id, Selasa (28/11).
Menurut Najib, peradaban adalah entitas pengembangan budaya yang harus dibangun dengan pertumbahan ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi dan politik. Namun, sekarang ini peradaban Islam dikalahkan oleh kekuatan lain, baik global maupun lokal.
Saat ini, kata dia, basis kapitalisme ada di Eropa dan timur ada basis komunisme sebagai dua peradaban besar yang akan memarjinalkan peradaban Islam. Oleh karena itu, ICMI ingin membangun kesadaran lagi sebagi bagian dari peradaban dunia.
"Kami ingin membangun kembali Islam sebagai bagian dari peradaban dunia. Makanya, dalam event ini kami mengangkat instrumen peradaban besar Islam," katanya.
Melalui event ini, kata dia, ICMI ingin menyampaikan peradaban Islam dan perkembangannya di Jabar. Yakni, melalui artefak sejarah islam di Jabar, dalam bentuk lukisan, dan bukti sejarah kekuasaan Islam lainnya. "Itu semua, kami pamerkan di event ini," katanyam
Selain itu, kata dia, perkembangan peradaban islam di Jabar pun ditampilkan dalam bentuk kemajuan teknologi seperti dipamerkannya robot karya anak bangsa, ekonomi Islam, perbankan Islam, property Islam, dan berbagai karya umat Islam lainnya.
"Pameran ini pun, diikuti sekitar 84 penerbit. Ada Museum Sri Baduga yang ikut menampilkan dokumen dan bukti sejarah perkembangan Islam di Jabar," katanya.
Pengunjung pun, kata dia, bisa melihat film pendek bertemakan dakwah seperti film Iqro. Pameran yang menghadirkan festival peradaban islam ini, baru pertama kali digelar oleh ICMI. Kalau dampaknya besar dimasyarakat, kemungkinan acara ini akan dirutinkan.
Bahkan, eventnya akan diperluas dari sisi kontent, management, dan kelembagaannya. Karena, kalau berbicara peradaban besar memang harus melobatkan semua unsur. "Kami menargetkan 1 juta pengunjung selama 8 hari pameran ini. Minimal, bisa setengahnya," katanya.