Rabu 29 Nov 2017 16:16 WIB

Buku Bondan Jadi Panduan Jurnalisme Investigasi

Rep: Ali Mansur/ Red: Indira Rezkisari
Bondan Winarno
Foto: dok. Republika
Bondan Winarno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat kuliner Tanah Air, Bondan Haryo Winarno meninggal dunia, Rabu (29/11) pagi WIB. Presenter yang terkenal dengan gimmick 'maknyus itu mengembuskan nafas terakhirnya di usia 67 tahun di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Sebelum terjun ke dunia kuliner, Bondan sempat menggeluti dunia jurnalistik.

 

Pada tahun 1985, Bondan menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Swa. Namun dia hanya menekuni profesi ini sampai 1987, kemudian dia merantau ke Negeri Paman Sam untuk menjadi Presiden Ocean Beauty International yang berkedudukan di Seattle Washington, Amerika Serikat. Beberapa tahun kemudian, tepat pada tahun 1994 Bondan pulang ke Tanah Air dan kembali menekuni dunia jurnalistik.

 

Pada tahun 1997 dia melakukan investigasi terhadap sebuah perusahaan bernama Bre X Minerals Ltd yang melakukan penambangan emas di Busang, Kalimantan Timur. Investigasi itu berawal dari kecurigaannya atas peristiwa bunuh dirinya Manajer Eksplorasi PT Bre-X Corp Michael de Guzman dengan cara meloncat dari atas helikopter. Dari kondisi mayat dan juga ada kabar Guzman menggunakan gigi palsu, mayat di rumah sakit itu bukanlah Guzman.

 

Kemudian dari hasil investigasi, Bondan menuangkannya dalam sebuah buku berjudul, "Bre X: Sebungkah Emas di Kaki Pelangi". Memang dalam bukunya, Bondan tidak menyebutkan ada bukti jika Guzman masih hidup. Namun melalui bukunya juga Bondan bisa mengukuhkan keyakinan bahwa de Guzman kemungkinan ada di Cayman Island, Brasil.

 

Kemudian, tahun 2003 Institut Studi Arus Informasi (ISA) mendaulat "Bre X: Sebungkah Emas di Kaki Pelangi" sebagai salah satu buku jurnalisme investigasi terbaik. Hasilnya, buku karya terbaik Bondan ini sering dijadikan referensi kelas penulisan jurnalisme investigasi. Bondan juga sempat duduk Pemimpin Redaksi Suara Pembaruan dari 2001 hingga 2003.

 

Sebelumnya tahun 2000, kader Partai Gerindra itu mulai menekuni dunia kuliner. Demi menggeluti hoby barunya dia merintis berdirinya milis Jalansutra, yaitu komunitas Wisata Boga. Pada tahun 2005 Bondan digaet untuk menjadi presenter Bango Cita Rasa Nusantara. Dari sinilah Bondan mempopulerkan kata, 'Maknyus' yang pinjam dari sahabatnya, Umar Kayam.

 

Kini pria multitalenta ini telah meninggalkan semua profesinya, baik sebagai jurnalis, sebagai, presenter, politikus, bahkan sebagai kepala rumah tangga. Bondan wafat meninggalkan seorang istri Yvonne dan tiga orang anak, yaitu Gwendolin, Marisol dan Elisio.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement