Rabu 29 Nov 2017 17:35 WIB

PM Kamboja Kunjungi Cina Cari Bantuan Tambahan

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen tiba di Phnom Penh International Airport sebelum terbang ke Cina di Phnom Penh, Kamboja, Rabu (29/11).
Foto: REUTERS/Samrang Pring
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen tiba di Phnom Penh International Airport sebelum terbang ke Cina di Phnom Penh, Kamboja, Rabu (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOMPENH -- Perdana Menteri Kamboja Hun Sen di bawah tekanan pemodal Barat atas tindakan keras terhadap penentangnya menjelang pemilihan umum pada 2018, akan mencari bantuan serta modal tambahan dari Cina selama kunjungannya pada pekan ini, kata pembantunya.

Tangan kanan Hun Sen, Sry Thamrong, mengatakan perdana menteri itu akan menghadiri temu puncak khusus pada 30 November-3 Desember, yang akan diselenggarakan Partai Komunis Cina (CPC) dengan partai politik lain di bawah arahan Presiden Cina Xi Jinping dengan pembahasan upaya mengubah dunia menjadi lebih baik dan tanpa gangguan.

Hun Sen juga akan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping dan pemodal Cina untuk membicarakan bantuan dan penanaman modal dengan tujuan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di Kamboja.

"Hal utama penting adalah kami memerlukan lebih banyak jembatan di Sungai Mekong. Kami juga membutuhkan lebih banyak jalan raya, jalur kereta api, kereta ringan. Itu semua kami butuhkan pada masa depan," kata Sry Thamrong kepada wartawan di bandar udara antarbangsa Phnompenh sebelum berangkat.

Cina menjadi donor terbesar dan pendukung Hun Sen dalam menghadapi kritik atas apa yang lawan-lawannya katakan sebagai penghancuran demokrasi.

Partai oposisi Penyelamat Bangsa Kamboja (CNRP) dinyatakan terlarang pada awal bulan ini oleh Mahkamah Agung, atas permintaan pemerintah, menyusul penangkapan pemimpinnya Kem Sokha yang merencanakan pengambilalihan kekuasaan dengan bantuan Amerika.

Amerika Serikat telah menghentikan pendanaan pemilihan umum menjelang penyelenggaraan di tahun berikutnya dan mengancam akan menerapkan langkah-langkah nyata lebih lanjut. Uni Eropa meningkatkan ancaman kepada Kamboja dalam hal bebas bea.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement