Rabu 29 Nov 2017 18:06 WIB

Wings Air Terbang Perdana tanpa Penumpang dari Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Suasana di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Pembukaan kembali Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditandai dengan Notice to Airmen (notam) bernomor A4300/17 tertanggal 29 November 2017. Bandara terbesar di Bali itu kembali beroperasi terhitung pukul 14.28 WITA.

"Semua operasional penerbangan, baik kedatangan maupun keberangkatan beroperasi," kata Communication & Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Rabu (29/11).

Wings Air ATR-72 rute Denpasar - Malang menjadi pesawat pertama take off dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Pesawat dengan nomor penerbangan IW-1840 yang berangkat pukul 16.15 WITA itu berstatus tanpa penumpang. Kemudian, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-990 rute Surabaya Denpasar menjadi pesawat pertama yang mendarat pukul 18.07 WITA setelah pencabutan status penutupan bandara.

Rekapitulasi penumpang yang melakukan alih moda transportasi selama tiga hari terakhir mencapai 4.165 penumpang. Mereka diberangkatkan dengan 124 bus ke berbagai tujuan. Pada Senin (27/11), sebanyak 787 penumpang diberangkatkan ke Terminal Mengwi (13 bus), Bandara Juanda Surabaya (11 bus), Pelabuhan Padang Bai (dua bus), dan Jakarta (dua bus).

Pada Selasa (28/11), sebanyak 1.915 penumpang diberangkatkan ke Terminal Mengwi (18 bus), Bandara Juanda (37 bus), dan Pelabuhan Padangbai (satu bus). Di hari terakhir, Rabu (29/11), sebanyak 1.463 penumpang diberangkatkan ke Bandara Juanda (35 bus) dan Jakarta (lima bus).

Selama dua hari terakhir penutupan, sebanyak 118.539 penumpang gagal diberangkatkan. Mereka berasal dari 888 jadwal penerbangan yang terdiri dari 397 penerbangan rute internasional dan 491 penerbangan rute domestik.

Buka tutup bandara menggunakan empat laporan dari Pusat Informasi Semburan Abu Vulkanis (VAAC) Darwin, BMKG, laporan pilot (pilot report), dan hasil identifikasi abu vulkanis di kawasan bandara melalui paper test. General Manager Air Navigasi Denpasar, Eko Setiawan mengatakan ada tiga alasan penutupan bandara yang berlaku umum di seluruh Indonesia.

Pertama, jika ada keretakan landasan karena bencana alam, seperti gempa bumi. Kedua, jika ditemukan abu vulkanis di bandara dan sekitarnya. Ketiga, jika area pendaratan pesawat tertutup berdasarkan laporan pilot. "Arah angin sifatnya dinamis. Jika abu mengarah ke area yang diplotkan, baru kami merekomendasikan penutupan bandara," katanya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat sejak pukul 00.00 hingga 12.00 WITA hari ini terjadi tiga kali gempa tektonik jauh berdurasi 50 hingga 70 detik, 11 kali gempa vulkanik dangkal berdurasi 10 hingga 17 detik, dan enam kali gempa vulkanik dalam berdurasi 10-20 detik. Tremor menerus (mikrotermor) terekam dengan amplitudo satu hingga dua milimeter.

Tingkat aktivitas Gunung Agung masih di level empat atau awas. Asap kawah kelabu dengan intensitas tebal dan bertekanan tinggi keluar 1.500 hingga 2.000 meter di atas puncak kawah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement