REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Walau masih berstatus pelajar kelas 1 SMP berinisial A bukanlah siswa biasa. Hobinya bukan belajar. Ia memilih menekuni hobi sebagai penjambret. A mengakui aksi penjambretan sudah sering dilakukan.
Namun kariernya sebagai penjambret tuntas saat ini. A ketahuan ketika tengah beraksi di kediamannya di Kelurahan Sambung Jaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Keluarganya sempat mengamankannya di rumah khawatir menjadi sasaran amukan warga. Tetapi, Polsek Tawang bergerak untuk mengamankan Acep usai mendapat laporan, Rabu (29/11).
Seusai tiba di kantor Polsek Tawang, A tak menunjukkan tanda menyesal. Ia justru asik bercerita soal aksi kejahatannya.
"Sering jambret, ambil uang atau barang orang. Buat jajan nanti uangnya, buat ngerokok sama dipaksa mabok," kata Acep pada petugas polisi.
Ternyata dari penggalian informasi itu, Acep bukan menjambret untuk dirinya seorang. Ia justru diperalat oleh pria bernama Ade.
Hasil menjambret diduga disetor pada Ade. Pihak kepolisian pun akan mendalami kasus ini untuk mengetahui seberapa jauh peran Ade.
"Kenal kang Ade di warung ceu Imas dekat jalan raya," sebutnya.
Ibu Acep, Ika (45 tahun), hanya bisa menangis saat menyaksikan anaknya dimintai keterangan aparat kepolisian. Ia tak mengetahui kalau selama ini anaknya telah berbuat kriminal.
Malah ia kaget saat diberitahu tetangga soal kelakuan Acep. Ia hanya mengetahui kalau anaknya kadang suka tidak hadir ke sekolah tanpa alasan.
"Ini anak keempat, yang paling kecil juga. Tahunya dia jambret pas ada tetangga kasih tahu ke rumah, cuma memang suka denger anak saya suka bolos sekolah, saya enggak tahu dia ngapain," ucapnya.