Kamis 30 Nov 2017 01:17 WIB

Raytheon Bantu Arab Saudi Ciptakan Industri Pertahanan

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Kota Riyadh, ibukota Kerajaan Arab Saudi.
Foto: happytellus.com
Kota Riyadh, ibukota Kerajaan Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kontraktor Pertahanan Amerika Serikat (AS) Raytheon mengumumkan rencana menciptakan industri pertahanan pribumi di Kerajaan Saudi dengan mempercepat strategi lokalisasi dalam kerangka Visi Saudi pada 2030.

"Sebagai bagian dari rencana lokalisasi, Raytheon menghasilkan miliaran dolar untuk pendapatan pertahanan lokal, dan menciptakan 1.200 pekerjaan untuk orang Saudi," kata Kepala Eksekutif Raytheon Arab Saudi Kurt Amend dilansir dari Arab News, Rabu (29/11).

Amend mengatakan entitas lokal perusahaan Raytheon Arab Saudi telah mendapat lisensi dari Kerajaan Saudi untuk membantu mencapai kemandirian substantif dalam perancangan, pengembangan, dan produksi peralatan pertahanan secara lokal. Ia optimistis Raytheon Arab Saudi menghasilkan 7 miliar dolar AS untuk pendapatan pertahanan lokal, dan 6 miliar dolar AS untuk pendapatan lokal tidak langsung dan langsung.

Amend mengungkapkan keinginan Raytheon Arab Saudi untuk bermitra dengan industri Saudi, lembaga pemerintah, yayasan dan universitas. Tujuannya, menciptakan industri pertahanan yang dinamis di Kerajaan Saudi. Amend menyatakan Raytheon telah menandatangani nota kesepahaman dengan Industri Militer Arab Saudi (SAMI) milik negara itu.

Amend mengatakan Raytheon mengubah area untuk lokalisasi industri pertahanan, seperti sistem pertahanan rudal, amunisi dengan presisi, dan keamanan dunia maya.

"Tujuan kami adalah memproduksi produk pertahanan berkualitas tinggi di Kerajaan," ujar dia.

Ia mengatakan Kerajaan Saudi adalah salah satu importir peralatan pertahanan terbesar di dunia. Raytheon Arab Saudi sekarang secara resmi merupakan perusahaan Saudi lokal yang membawa teknologi dan inovasi Raytheon ke Kerajaan, jelasnya.

Raytheon menunjuk Ahmed Al Awad sebagai pemimpin hubungan pemerintah dan seorang perwira Raytheon Arab Saudi. Perusahaan itu akan berbasis di Riyadh. Pemerintah berharap Raytheon memasukkan manajemen program, kemampuan pasokan dan sumber daya dalam negeri, meningkatkan akses pelanggan dan akuntabilitas terpusat. Amend memastikan program Raytheon berdampak positif pada ekonomi Arab Saudi dan AS, termasuk penciptaan lapangan kerja.

Raytheon Company disebut sebagai pemimpin teknologi dan inovasi yang mengkhususkan diri pada solusi pertahanan, pemerintahan sipil, dan keamanan jaringan. Raytheon melaporkan pada 2016 memiliki angka penjualan sebesar 24 miliar dolar AS dan 63 ribu karyawan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement