REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu mengimbau warga di pesisir Pantai Barat Sumatra, termasuk Bengkulu, agar mewaspadai dampak badai Siklon Dahlia yang berpotensi melanda wilayah itu.
"Kami mengingatkan warga untuk mewaspadai Badai Dahlia yang berpusat di perairan barat Bengkulu," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Bengkulu Sudiyanto di Bengkulu, Kamis (30/11).
Menurut dia, badai Siklon Dahlia akan menyebabkan hujan berkepanjangan, angin kencang dan gelombang tinggi di perairan Bengkulu. Cuaca ekstrem berupa curah hujan tinggi dan ketinggian gelombang mencapai empat meter itu berpotensi terjadi hingga 4 Desember 2018.
"Masyarakat perlu mewaspadai dampak hujan berkepanjangan ini yaitu banjir dan longsor," ucapnya.
Sudiyanto menambahkan bahwa dampak Siklon Dahlia sama dengan dampak Siklon Cempaka. Hanya saja, pusat kedua siklon berbeda, di mana Siklon Dahlia berpusat di wilayah barat Bengkulu dan berdampak hingga ke Lampung, Banten dan sebagian Jawa Barat, sedangkan Siklon Cempaka berpusat di Jawa.
Ia pun mengimbau para nelayan dan warga yang beraktivitas di perairan Bengkulu untuk mewaspadai dampak Siklon Dahlia yang membuat ketinggian gelombang di atas normal. "Khususnya bagi nelayan dan jasa pelayaran perlu mewaspadai dampak Siklon Dahlia," ucapnya.
Siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 kilometer hingga 200 kilometer. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26,5 derajat Celcius.
Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 kilometer per jam. Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara tiga hingga 18 hari. Karena energi siklon tropis didapat dari lautan hangat, maka siklon tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.