REPUBLIKA.CO.ID, HEBRON -- Pasukan Israel memasang enam karavan di sekitar pos militer di kota Hebron, Tepi Barat yang diduduki pada Selasa (28/11) waktu setempat. Akibatnya, Israel kembali merebut 1.500 meter persegi tanah Palestina secara ilegal.
Menurut sumber lokal, yang mengatakan kepada kantor berita pemerintah Palestina WAFA, dikutip Alaraby, Rabu (29/11), bahwa tentara memasang karavan tersebut di daerah yang menghadap Kota Tua Hebron. Hebron dikenal sebagai lingkungan dengan tingkat permusuhan tinggi karena padatnya pemukim di sana. Warga Palestina dilaporkan hidup dalam ketakutan karena agresi Israel dan praktik apartheid.
Pos-posmiliter biasanya dipasang untuk melindungi pemukim Israel dan untuk melancarkan agresi mereka terhadap warga sipil asli Palestina, sambil memperluas pendudukan secara ilegal. Seperti pada awal bulan ini, pemukim Israel menyemprotkan cairan merica kepada dua anak Palestina yang tinggal di kota tersebut.
Sebelumnya pada Senin (27/11) sebuah bangunan milik warga Palestina di desa miskin di dekat kota Hebron yang diduduki juga dibongkar oleh pasukan Israel. Selain itu sebuah bangunan komersial yang dijadikan sebagai gudang di desa Beit Einun, di sebelah timur Hebron juga dibongkar dengan dalih dibangun tanpa izin. Pasukan Israel masuk ke desa tersebut dan menghancurkan gudang tersebut dengan buldozer.
Menjadi hal biasa bagi pasukan Israel yang menghancurkan bangunan dengan dalih tidak memiliki izin dan mengajukan izin bangunan dilengkapi dengan berbagai pajak dan biaya yang berjumlah puluhan ribu dolar. Sehingga tidak terjangkau bagi banyak warga Palestina di Hebron, karena 77 persen di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan.