REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Sebanyak 2.911 penduduk di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih menungsi di pos pengungsian karena rumah mereka masih terrimbun tanah dan tergenang banjir.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Ruti Ruti Sulastri mengatakanm petugas gabungan masih mengevakuasi warga yang rumahnya tertimpa material longsor, terisolir dan tergenang banjir.
"Data sementara jumlah pengungsi sebanyak 2.911 orang. Data ini bisa berubah karena kondisi bencana di Gunung Kidul masih terjadi," kata Ruti di Gunung Kidul, Kamis (30/11).
Ia mengatakan dari 2.911 pengungsi mereka ada yang tinggal di rumah saudara, tetanggal, pos pengungsi balai desa dan balai dusun.
"Pos pengungungsi sendiri ada 14 titik yang tersebar merata," katanya.
Ruti mengatakan kecamatan dengan kondisi bencana terparah ada di Nglipar, Semanu, Gedangsari, dan Patuk.
"Jumlah pengungsi terbanyak ada di Kecamatan Semanu, di Desa Pacarejo sebanyak 689 orang, dan Desa Ngeposari 256 orang. Disusul Kecamatan Nglipar lebih dari 1.000 orang," katanya.
Ia mengatakan Pemkab Gunung Kidul sudah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati tentang Status Siaga Darurat Becana yang berlaku 28 November sampai 4 Desember atau satu minggu. Status siaga bencana ini dapat diperpanjang bila dibutuhkan.
"Saat ini, kami masih melakukan pendataan kerusakan infrasruktur rumah warga hingga jalan. Kami belum bisa mengatakan total kerusakan," katanya.
Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan infrastruktur yang sangat mendesak untuk segera diperbaiki. Seperti akses jalan dan sarana prasarana umum.
"Status siaga bencana ini, waktunya terbatas, sehingga kami harus mengutamakan infrastruktur yang mendesak dibangun dan diperbaiki," kata dia.