REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Cuaca ekstrem berupa angin kencang disertai hujan sedang yang melanda wilayah pesisir barat Provinsi Lampung, menyebabkan gelombang laut tinggi sepanjang Kamis (30/11) siang hingga malam. Tingginya gelombang membuat dermaga Pelabuhan Bakauheni dihempas ombak tinggi hingga bergerak.
"Ombak tinggi, jadi Pelabuhan Bakauheni ditutup. Airnya sampai tinggi menghempas di atas dermaga kapal," kata Masnan, warga Kota Bandar Lampung, yang juga salah seorang penumpang kapal fery yang tidak jadi menyeberang ke Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (30/11) malam setelah pelabuhan dinyatakan ditutup sementara.
Kepada Republika.co.id, Masnan menuturkan tinggi gelombang di dermaga kapal fery Pelabuhan Bakauheni sampai di atas dermaga dan membuat dermaga bergerak. Sedangkan kapal-kapal fery yang bersandar berguncang kuat, tidak seperti biasanya. "Kalau di dermaga saja gelombang tinggi, apalagi di tengah laut Selat Sunda," katanya.
Masnan juga bersyukur menunda menyeberang ke Merak, karena kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi yang mencapai empat sampai lima meter. Menurutnya, angin kencang masih terjadi saat ia berada di Pelabuhan Bakauheni. Menurutnya, banyak penumpang yang bermalam di pelabuhan menunggu sampai pelabuhan dibuka kembali dan cuaca normal lagi.
Aan Krido, warga Bakauheni mengatakan, angin kencang sudah terjadi sejak Kamis siang hingga petang hari. Pelabuhan Bakauheni ditutup, karena gelombang tinggi mencapai enam meter di laut Selat Sunda. "Angin kencang, jadi gelombang laut tinggi, pelabuhan terpaksa ditutup sejak Kamis sore," ujarnya.