REPUBLIKA.CO.ID, Perang yang melibatkan Pasukan Muslimin dan Pasukan Romawi pertama kali terjadi pada tahun ke 8 Hijriah atau 629 Masehi. Perang ini disebut Perang Mu'tah, karena terjadi di Mu'tah, wilayah Syam-kini sebelah timur sungai Yordan. Salah satu penyebab terjadinya perang ini karena delegasi Rasulullah, al Harits bin Umair al Azdi dibunuh.
Delegasi Rasulullah ini membawa surat dakwah dan diplomasi kepada Raja Heraklius dipancung penguasa di Syam bernama Syurahbil bin Amr al-Ghassani pemimpin dari suku Ghassaniyah. Ketika kabar ini sampai ke Rasulullah, ia menyiapkan 3000 pasukan Muslimin untuk berangkat ke Syam. Rasulullah menunjuk tiga sahabat terbaiknya untuk memimpin perang ini, Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah.
Sedangkan pasukan Romawi mempersiapkan 100 ribu pasukan Romawi ditambah 100 ribu pasukan yang dikumpulkan dari kalangan Arab beragama Nasrani. Dalam pertempuran yang sangat tidak sebanding, 3.000 pasukan Muslimin melawan 200 ribu pasukan koalisi Romawi ini, tiga sahabat yang memimpin pasukan Muslimin harus sahid. Pasukan Muslimin kemudian dipimpin oleh Khalid bin Walid, saat itu Khalid baru tiga bulan memeluk Islam.
Namun dipimpin Khalid bin Walid pasukan Muslimin mampu bertahan, bahkan mampu menyusun strategi untuk menyerang secara beruntun pasukan koalisi Romawi yang dipimpin Raja Heraklius dan Theodorus. Dengan kecerdikan dan kecemerlangan siasat dan strategi Khalid bin Walid, berkat pertolongan Allah, kaum muslimin berhasil memukul Romawi hingga mengalami kerugian yang banyak.
Banyak perdebatan sejarah terkait perang Mu'tah ini. Bagi sejarawan Islam perang ini dimenangkan oleh pasukan Muslim, seperti pendapat Ibnu Katsir. Atau setidaknya berakhir imbang. Tetapi sejarawan barat menilai kekalahan dialami kaum Muslimin. Namun setelah perang Mu'tah, banyak pasukan Muslimin berhasil kembali ke Madinah.
Dalam catatan sejarah usai perang ini Raja Heraklius pun cukup dirugikan setiap berkonfrontasi dengan kaum Muslimin. Beberapa kali terlibat konflik dengan kaum Muslimin, seperti dalam Perang Mu'tah, Perang Tabuk dan Perang Yarmuk, selalu berakhir dengan hilangnya sebagian wilayah kekuasaan Romawi Timur atau Bizantium.
Bahkan seorang gubernur di wilayah Romawi Timur di Ma'an, Farwah bin Amir al Judzami akhirnya memeluk Islam dengan mengirimkan sepucuk surat kepada Rasulullah. Ketika pihak Romawi mengetahui keputusan Farwah tersebu, mereka menangkapnya, memenjarakannya hingga menyalibnya.