Jumat 01 Dec 2017 16:07 WIB
Maulid Nabi Muhammad

Tradisi 'Boneka Permen' pada Perayaan 'Maulid Nabi' di Mesir

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
Patung Sphinx dan Piramida Giza di Mesir (ilustrasi).
Foto: AP
Patung Sphinx dan Piramida Giza di Mesir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Setiap tahunnya, umumnyanegara-negara Muslim memperingati perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAWatau dikenal dengan 'Maulid Nabi'. Namun, perayaan Maulid Nabi di setiap negarabervariasi sesuai dengan tradisi dan budaya mereka. Sebagian besar negaraMuslim merayakan Maulid Nabi melalui tradisi dan acara yang meriah. Misalnya,dengan mendekorasi kota mereka. Adapula tradisi dengan membagikan permen gula.

Festival Maulid Nabi sendiritelah dikaitkan dengan Sufi Islam. Yang mana, mereka menandai kelahiran Nabidengan syair dan lagu untuk menghormati Nabi. Sebuah puisi yang terkenal diabad ke-13 ialah 'Qasida Burda', yang sering dibacakan saat memuji Nabi dan rahmat yang dibawanya.

Bagi banyak umat Islam, perayaan Maulid Nabi merupakan acara sejarah dan budayayang telah berlangsung sejak lama. Yang mana, perayaan itu dilakukan sebagai ekspresi kecintaan mereka terhadap Nabi Muhammad.

Salah satu perayaan Maulid Nabi yang menarik ada di Mesir. Di Mesir, perayaan Maulid Nabi memiliki akar sejarahtersendiri. Banyak tradisi yang ada di Mesir dibawa sejak berabad-abad yanglalu. Salah satunya, adalah boneka gula atau dikenal 'Arouset El-Moulid' dan permen gula berbentuk sultan di atas kuda. Permen tradisional yang dibuat dalam berbagai bentuk boneka itu merupakan salah satu sajian rutin warga Mesir dalam perayaan Maulid Nabi.

Tradisi yang dikenal saat ini diMesir pertama kali diperkenalkan pada era Fatimiyah. Sebelum itu, perayaan Maulid Nabi hanya melakukan pembacaan Alquran. Sejak masa Fatimiyah, ruangpublik dihias, tenda-tenda disiapkan untuk para Sufi menyanyi dan permen gula khusus Maulid dibuat.

Permen Maulid tersebut dibuat dari wijen yang dilapisi gula, pistachio, dan kacang almond. Adapun permen yang dibentuk menjadi boneka dan bentuk sultan di atas kuda terbuat dari gula dan kacang-kacangan yang dihias dengan kertas berwarna.

Di Mesir dan di sebagian besar dunia, masyarakat Muslim merayakan Maulid Nabi pada hari ke-12 bulan ketiga dalam kalender Islam atau disebut Rabi'ul Awwal. Namun karena kalender lunar maju 11 hari setiap tahun, tanggal pasti 12 Rabi'ul Awwwal dalam kalender masehi berubah dari tahun ke tahun. Tahun ini, Maulid Nabi jatuh pada Jumat, 1 Desember.

Kisah boneka maulid dan boneka ksatria

Tradisi boneka Maulid dan sultan di atas kuda berasal dari zaman kekuasaan Fatimiyah El Hakim Ba'amr Ullah. Namun, asal usul boneka Maulid itu sendiri telah banyak diperdebatkan. Ada banyak teori berbeda tentang asal mula tradisi itu terjadi.

Mayoritas masyarakat Mesir percaya bahwa dalam satu perayaan Maulid tersebut, Ba'amr Ullah, berpakaian layaknya prajurit yang menunggangi seekor kuda dan pergi ke kota bersama salah satu istrinya berjalan di sampingnya. Sang istri mengenakan gaun putih glamor dengan mahkota bunga melati di atas kepalanya.

Selama bertahun-tahun, tradisiini berkembang. Para pembuat permen telah menyempurnakan boneka dengan berbagai bentuk dan warna. Perman boneka itu bukan hanya simbol Maulid semata. Namun, juga menggambarkan pasangan yang baru mengikat jalinan pernikahan. Selama era Fatimiyah, masyarakat akan membuat permen berbentuk pengantin pria dan wanitasaat merayakan pernikahan.

Kisah lain yang diceritakan pada masa Fatimiyah menyebutkan, bahwa tentara yang kembali dari perang akan menikahi pengantin wanita yang cantik sebagai hadiah atas keberanian mereka. Permen boneka ini juga dibuat setiap tahunnya untuk menghormati kembalinya tentara tersebut.

Pembuatan boneka permen

Saat pembuat permen melihat keindahan istrinya, mereka memutuskan untuk menggambarkannya dan juga menggambarkan Ba'amr Ullah di atas kudanya. Karena itulah, mereka memahat boneka gula yang dihiasi warna-warna cerah dan tiga kipas berwarna-warni melingkar dilekatkan dari belakang. Permen berbentuk boneka dansultan di atas kuda dibuat dengan menuangkan larutan gula manis ke dalam tempat cetakan dan kemudian melapisinya dengan lapisan gula setebal lima sentimeter.

Kecintaan terhadap cerita rakyat setempat dan perayaannya telah melestarikan tradisi Maulid Nabi sejak erakekuasaan Fatimiyah hingga saat ini. Dalam perayaan Maulid Nabi ini, pembeli permen dapat menggunakan keahlian mereka membuat kerajinan tangan dengan membuat ulang boneka dengan kertas berwarna dan aneka hiasan kerajinan yang berbeda.

Saat merayakan Maulid tersebut, warga Mesir biasanya menghias seluruh kota dan mendirikan tenda tempat permen. Permen tersebut kemudian dibagikan kepada warga. Perayaan Maulid di Mesir umumnya juga dimeriahkan dengan berbagai acara seperti pertunjukan tarian sufi, teater sufi, karnaval sufi, hingga halakah ilmiah bersama para syeikh di Mesir.

sumber : Egypt Today
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement