Jumat 01 Dec 2017 06:43 WIB

Ketika Kaligrafi Berasyik Masyuk dengan Keramik Mozaik

Para santri Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka di Kota Sukabumi tengah mengikuti ujian kaligrafi cabang mushaf dan dekorasi Rabu (31/5). Para santri di pesantren itu berasal dari 24 provinsi dan luar negeri.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Para santri Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka di Kota Sukabumi tengah mengikuti ujian kaligrafi cabang mushaf dan dekorasi Rabu (31/5). Para santri di pesantren itu berasal dari 24 provinsi dan luar negeri.

Oleh: Didin Sirojuddin Ar

Menulis KALIGRAFI terasa enak, lebih mengasyikkan lagi melukisnya di keramik atau mozaic. Lebih dari 100 peserta tua dan muda nimbrung dalam kegiatan Bengkel Khat Islami 3.0 di Tawau, Sabah, Malaysia,  28/11/17.

Activity "bernikmat-nikmat dengan kaligrafi" ini sempena Sambutan Maulidurrasul Peringkat Negeri Sabah 1439H/2017 sehingga terasa lebih syahdu sambil mengenang ayat-ayat semula turun yang berkenaan dengan perintah ‘membaca’ dan ‘menulis’.  Alquran dengan bahasa dan pesan-pesannya yang indah digores dengan huruf-huruf yang indah.

Kursus singkat kaligrafi dimulai dengan proses mengolah huruf oleh Isep Misbah dan melukis di kanvas oleh Kurnia Agung Robiansyah. Puncaknya,  pelampiasan kaligrafi pada media keramik atau mozaic oleh Didin Sirojuddin AR. Ini cara belajar kaligrafi yang terpadu antara "menghaluskan huruf" dan mengekspresikannya ke dalam rupa-rupa media. Dengan demikian, kesan "kaligrafi itu  sulit" (الخط أمرصعب) berubah menjadi "sesuatu yang mudah dan  menyenangkan  (شئ  سهل و مريح) ketika diajarkan dengan "nuansa rekreatif" seperti yang jadi basis _ta'limul muta'allim_nya Lemka:  Menulis dan melukis untuk membangun kreativitas. Bersenang-senang untuk mencapai keberhasilan.

Dengan penuh  semangat peserta menaburkan basic color ke keramik datar, piring beling, cawan melamin, botol ex drinking,  cangkir, dan gelas lalu menyapunya dengan plototan cat air, acrylic, dan tube glass painting. "Asyiiiiik," kata seorang budak (bocah) yang ikut melukis bersama ibunya. Ia mencipratkan water colornya asal-asalan tapi melahirkan warna-warna kombinasi di luar dugaannya. Itulah efek pantul torehan cat di keramik.

"Bagaimana Mak Cik, kalau di dapur bikin sambal kan dengan meracik cabai, tomato, garam, dan gula di lesung kecil atau cobek. Kita sekarang meracik warna-warna  mejikuhibiniu  (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu) di keramik.  Bagaimana rasanya?" tanya saya.

 

"Alamaaaak, ini lebih asyiiiik," jawabnya sambil terus mengusapkan brush ke keramik putihnya yang sudah belang-belang ditumbok dan diulek macam-macam cat.

 

Melukis kaligrafi, duh asyiknyaaaaaa. Benar-benar  mengasyikkan.

*Didin Sirodjudin AR, Pengasuh Pondok Pesantren Lembaga Kaligrafi Alquran (LEMKA)..  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement