REPUBLIKA.CO.ID, KLUNGKUNG -- Lahar dingin sempat menerjang pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Klungkung yang mengalirkan pasokan air bersih dari Rendang, Kabupaten Karangasem. Ini menyebabkan warga Klungkung, termasuk pengungsi di sana kesulitan mengakses air bersih.
Salah satu lokasi terdampak adalah di Kampung Lebah, Kelurahan Semarapura Kangin. Ada sekitar 120 kepala keluarga (KK) yang mengantre mengambil air ke sumur bor tetangga sebab tidak semua warga memiliki sumur sendiri.
"Air PDAM di sini mati. Di Masjid juga tidak ada air untuk berwudhu, sehingga warga harus mengantre mendapat air," kata Ketua Rukun Umat di Kampung Lebah, Syahril di Kampung Lebah, Jumat (1/12).
Syahril mengatakan penduduk yang sudah lansia lebih merasakan sulitnya mendapat air. Jalan yang mereka tempuh untuk menggotong ember atau wadah penampung air lainnya cukup berat, menaiki tangga atau akses yang mendaki.
Dompet Sosial Madani (DSM) Bali bekerja sama dengan Handle With Care International (HWCI) Australia membantu penyaluran air bersih bagi warga di Kampung Lebah. Program 'Air Sumber Kehidupan' di sini akan terus dilaksanakan sampai jaringan PDAM Klungkung kembali normal.
Hal sama namun dalam kondisi berbeda dirasakan pengungsi lainnya, Ni Kadek Leli. Mereka yang terbiasa menggunakan sungai untuk sarana mandi cuci kakus (MCK) sekarang tak bisa lagi karena sungai-sungai di Klungkung kotor dialiri lahar dingin selama beberapa hari terakhir.
"Fasilitas WC di pengungsian juga terbatas, sehingga kami harus mengantre dengan ratusan pengungsi lainnya," ujar Leli.
Sungai-sungai dari hulu Gunung Agung di Karangasem pada umumnya bemruara ke Tukad Unda di Klungkung. Sejumlah sungai menjadi jalur lahar dingin akibat aktivitas erupsi Tohlangkir, seperti Sungai Bambang Biaung, Sungai Yeh Sah, Sungai Telaga Waja, dan Sungai Tukad Dalem.
Leli berharap pemerintah bisa segera mengalirkan air bersih ke titik-titik pengungsian di Klungkung. Air merupakan kebutuhan pokok dan sangat krusial bagi pengungsi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung, I Putu Widiada sebelumnya mengatakan BPBD menyediakan enam truk tangki air yang disiagakan ke 41 titik pengungsian di Klungkung. Penentuan lokasi berdasarkan rekomendasi dari PDAM Klungkung.
"Satu truk membawa lima ribu liter air bersih. Ini jumlah yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari pengungsi," katanya.
Widiada mengatakan khusus di Gedung Olah Raga (GOR) Swecapura yang merupakan posko utama pengungsi di Klungkung, pihaknya menyiagakan tiga truk tangki air untuk keperluan mandi, memasak, dan mencuci. PDAM Klungkung masih berusaha memperbaiki jaringan pipa air yang sempat terputus, meski kondisi cuaca kurang bersahabat.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement