REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Dampak hujan deras yang mengguyur wilayah Pacitan sejak Senin (27/11) hingga Selasa (28/11) lalu, menyebabkan beberapa desa di tiga Kecamatan yakni Kebonagung, Pacitan dan Arjosari, Jawa timur terkena banjir dengan ketinggian bervariasi mulai dari ketinggian setengah hingga tiga meter. Selain Banjir, juga ada 10 titik longsor yang terjadi di Kabupaten Pacitan.
Merespons hal tersebut, Rumah Zakat dengan sigap menggelar Aksi Siaga Bencana Banjir, Rabu (29/11) lalu. Sebanyak 17 Relawan Rumah Zakat termasuk di antaranya dari Relawan dari Korps Sukarela Universitas Brawijaya (KSR UB) dan Fasilitator Desa Berdaya Pringku Pacitan turut diterjunkan untuk membantu evakuasi dan menyalurkan bantuan kepada para korban banjir.
"Relawan Rumah Zakat dari Kediri dan KSR dari Malang sudah berada di lokasi untuk membantu para korban banjir. Bantuan berupa logistik dan beberapa personil juga tengah dalam perjalanan menuju lokasi banjir," tutur Branch Manager Rumah Zakat Cabang Kediri Elwien melalui siaran pers.
Sebanyak 752 Kepala Keluarga mengungsi di posko pengungsian yang tersebar di beberapa titik. Di antaranya di tujuh titik pengungsian yang tercatat sampai, Rabu sore (29/11). Jumlah informasi korban akibat banjir yang didapat Tim Relawan hingga saat ini, tercatat sebanyak tiga orang meninggal dunia dan dua orang hilang. Sementara lima korban meninggal dan emoat orang hilang akibat langsor.
Aksi yang telah dilakukan Tim Relawan Rumah Zakat hingga Kamis (30/11) berkordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), melakukan assessment lapangan, menurunkan dua mobil operasional dan perahu evakuasi sebanyak dua unit. Relawan juga akan segera mendirikan dua unit dapur umum di dua lokasi pengungsian.
“Untuk kebutuhan mendesak warga di pengungisan saat ini adalah pakaian kering untuk orang dewasa dan bayi, kebutuhan logistik seperti beras, sayur, lauk pauk. Juga mesin pompa air dan alat kebersihan,” ungkap Kordinator Lapangan Rumah Zakat untuk Aksi Banjir dan Longsor Pacitan, Zainal.