REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Peristiwa gelombang pasang yang menerjang Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi menyebabkan ratusan warga mengungsi. Kini, warga tersebut ditampung di sebuah bangunan SMK pelayaran di Palabuhanratu.
Gelombang pasang air laut menerjang pesisir selatan Kabupaten Sukabumi sejak Kamis (30/11) hingga Jumat (1/12) pagi. Kondisi tersebut menyebabkan warga yang tinggal di sekitar pinggiran pantai mengungsi. "Dari data yang diperoleh lebih dari seratus warga yang mengungsi di SMK," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Maman Suherman kepada wartawan Jumat.
Warga tersebut kata dia terutama berasal dari Cipatuguran Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu. Menurut Maman, warga mengungsi karena mengantisipasi terjangan gelombang pasanga air laut. Namun kata dia seharusnya warga tidak membangun rumah di sekitar bibir pantai Palabuhanratu.
Kawasan bibir pantai, Maman mengatakan, seharusnya terbebas dari permukiman. Akibatnya lanjut dia ketika terjadi gelombang pasang rumah warga yang rata-rata berdinding bilik ini terancam terkena bencana.
Maman mengungkapkan, pemkab tetap memberikan perhatian kepada para pengungsi dengan menyalurkan bantuan sejak Kamis malam. Jenis bantuan yang disalurkan mulai dari makanan nasi bungkus, mi instan, sarden, dan beras. Selain itu diberikan pula selimut agar warga tidak kedinginan. Pada Jumat ini pun bantuan serupa terutama makanan terus diberikan kepada pengungsi.
Di sisi lain, Maman mengatakan, dampak terjadinya gelombang pasang yang menerjang Palabuhanratu masih dalam pendataan. Ia menerangkan rumah warga yang rusak kebanyakan rumah panggung atau bilik dan bukan termasuk semipermanen atau permanen.
Koordinator Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi, Okih Pajri menerangkan, gelombang pasang pada Jumat ini tidak sedahsyat pada Kamis (30/11). Meskipun demikian kata dia di sepanjang pesisir pantai gelombang air laut masih besar disertai angin kencang.
Kondisi ini ungkap Okih, berpotensi membahayakan warga yang ada di sepanjang pantai. Oleh karena itu lanjut dia sebagian warga masih mengungsi terutama yang di Kampung Baru Cipatuguran Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu.
Okih menerangkan, sebelum kejadian gelombang pasang, dia sudah meminta warga meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem. "Pada saat dan setelah cuaca ektrem pun kami tetap meminta warga waspada," imbuh dia.