REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Melchias Markus Mekeng menegaskan, sebanyak 31 DPD I Partai Golkar atau lebih dari 90 persen setuju dan mendukung diselenggarakannya musyawarah nasional luar biasa (Munaslub). "Sebanyak 31 DPD I yang mendukung Munaslub telah menandatangani surat pernyataan agar segera dilakukan Munaslub. Mereka membuat pernyataan tersebut atas kemauan dan kesadaran sendiri karena melihat kondisi Partai Golkar yang terus merosot," kata Melchias Markus Mekeng, Jumat (1/12).
Menurut Mekeng, hanya tiga DPD I lagi yang belum mendukung diselenggarakannya Munaslub yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, dan Papua Barat. Ketiga DPD I tersebut, menurut Mekeng, diharapkan dapat segera bergabung dengan 31 DPD I lainnya yang telah mendukung diselenggarakannya Munaslub. "Berdasarkan AD/ART Partai Munaslub dapat diselenggarakan jika didukung minimal 2/3 DPD I," katanya.
Ketua Komisi XI DPR RI ini menegaskan, sebanyak 31 DPD I sudah lebih dari 2/3 DPD I sehingga telah memenuhi syarat diselenggarakannya Munaslub. "Dukungan dari 31 DPD I artinya sudah lebih dari 90 persen, sehingga tidak ada alasan lagi untuk menundanya," kata Ketua Bidang Pengawasan Pembangunan DPP Partai Golkar ini.
Mekeng berharap, Munaslub dapat diselenggarakan di Jakarta, Bandung, atau Yogyakarta, pada 15-17 Desember 2017. Penyelenggaraan Munaslub targetnya untuk melakukan pemilihan ketua umum, guna menggantikan Setya Novanto yang saat ini sedang menghadapi persoalan hukum.
Menurut Mekeng, sebanyak 31 DPD I yang mendukung Munaslub, menginginkan agar Menteri Perindustrian yang juga kader senior Partai Golkar, Airlangga Hartarto (AH), dapat memimpin Partai Golkar. "Mereka menilai AH memiliki kemampuan dan integritas yang baik dan bersih dari berbagai kasus korupsi. Figur AH dianggap layak memimpin Partai Golkar. Itu penilaian DPD I ya," ujar Mekeng.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan NTT ini menjelaskan, kondisi Partai Golkar yang saat ini terus merosot, harus diselamatkan. Menurut dia, Partai Golkar harus menghadapi pilkada serentak di 101 daerah pada 2018 serta tahapan pendaftaran calon anggota legislatif (caleg) juga sudah dimulai awal 2018.
Di sisi lain, kata dia, hasil survei menyimpulkan, elektabilitas Partai Golkar saat ini, telah berada di bawah 10 persen. Padahal, kata dia, Golkar adalah partai besar dan selalu tampil sebagai pemenang pemilu selama 31 tahun Orde Baru.
"Setelah era reformasi pun Golkar pernah menjadi pemenang pemilu. Partai Golkar tidak boleh hancur. Munaslub adalah pilihan untuk memperbaiki apa yang terjadi di internal Partai Golkar sekarang," tegasnya.