Jumat 01 Dec 2017 19:59 WIB

Pengajian Menteng Muslim Center Bahas Jalan Menuju Allah

Menteng Muslim Center yang dimoderatori ketua umum PB HMI periode 2013-2015 Arief Rosyid Hasan menghadirkan Yusuf Daud dari Philosufi Centre Surabaya, Ahad (19/11).
Menteng Muslim Center yang dimoderatori ketua umum PB HMI periode 2013-2015 Arief Rosyid Hasan menghadirkan Yusuf Daud dari Philosufi Centre Surabaya, Ahad (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID,Banyak orang mencari Allah SWT, dengan berbagai cara dan mencari keluar kemana-mana, tetapi tidak ketemu, karena salah alamat. Bagi pejalan ruhani jika tidak tahu peta perjalanan ruhaniahnya, maka akan sangat membahayakan dan mudah terjebak oleh bujukan hawa nafsu dan rayuan Iblis yang penuh jebakan.

Pengajian ketiga Menteng Muslim Center pada pertengahan November 2017 yang dimoderatori ketua umum PB HMI periode 2013-2015 Arief Rosyid Hasan menghadirkan Yusuf Daud dari Philosufi Centre Surabaya yang mengupas tentang pintu-pintu mencari Allah SWT.

Pengajian yang bertempat di kawasan Menteng, Jakarta Pusat ini digelar sebulan sekali yang digagas alumnus program pertukaran pemimpin muda International Visitor Leadership Program (IVLP) ke Amerika dengan tema "Civil Society in Muslim Communities" selama 3 minggu pada Mei 2016.

Mereka adalah delapan pemuda-pemudi Muslim Indonesia, yakni Afri Darmawan (KAMMI Medan), Marzuki (pemimpin Pondok Pesantren Al Barokah, Klaten), Muhammad Milkhan (koordinator Kiai Muda Jateng), Anggia Ermarini (ketua umum PP Fatayat NU), Muhammad Fakhruddin (ketua bidang Hubungan Luar Negeri PP Pemuda Muhammadiyah), Yusuf Daud Risin (Sufi Centre Surabaya), Muhammad Arief Rosyid (mantan ketua umum PB HMI), dan Andriyana (mantan ketua umum PP KAMMI).

Yusuf Daud yang akrab disapa Romo Yusuf mengulas kajian Menteng Muslim Center yang digelar pertengahan November lalu itu dalam tulisan di bawah ini:

Untuk bertemu dengan Nya, Allah sendiri sudah menjawabnya dalam al-Qur’an.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 186)

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.(Q.S. Al-Hadiid: 4)

Jika alam semesta itu disebut alam kabir yaitu alam besar jagat raya, maka manusia itu adalah alam shogir, yaitu alam kecil, sebagai miniaturnya alam besar. Semua yang ada di alam kabir, maka akan berada di alam shogir. Untuk itu jika mencari Allah, carilah di dalam diri kita masing-masing.

Imam Ja’far Shodiq  berkata: “Sesungguhnya hati seorang mukmin adalah ‘Arsy Allah.”

Juga dalam penjelasan  yang lain disebutkan, “Langit dan bumi tidak mampu memuat-Ku, akan tetapi Aku termuat dalam diri hamba-Ku yang mukmin.” [Biharul Anwar, jilid 58, hal. 39.]

Pintu-pintu hati. Dalam kajian tasawuf ada sebuah hadits qudsy yang menjelaskan tentang pintu-pintu hati, hadits ini di dalam kitab-kitab hadits tidak ada, adanya hanya dalam kaijan tasawuf, yaitu:

"Aku jadikan pada tubuh anak Adam (manusia) itu qasrun (istana), di situ ada sadrun (dada), di dalam dada itu ada qalbu (tempat bolak balik ingatan), di dalamnya ada lagi fu'ad (jujur ingatannya), di dalamnya pula ada syagaf (kerinduan), di dalamnya lagi ada lubbun (merasa terlalu rindu), dan di dalam lubbun ada sirrun (rahasia), sedangkan di dalam sirrun ada "Aku". (Hadis Qudsi)

1. Pintu hati yang pertama adalah shodr (dada), merupakan hati terluar atau perbatasan antara hati dan dunia, tempat bertemunya hati dan diri rendah (hawa nafsu), dada sebagai wilayah pertempuran utama antara kekuatan negatif dan positif dalam diri; jika kekuatan positif lebih kuat maka dada dipenuhi cahaya dan berada di bawah pengaruh jiwa ke-Tuhan-an.

Dinamakan  shodr  karena dia adalah tempat terbitnya “nurul Islam” (cahaya Islam). Seperti firman Allah:

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (az-Zumar: 22).

2. Pintu hati kedua adalah qolb (hati), disebut qolb karena sering berbolak-balik, maka jangan heran jika manusia sering plin-plan hati dan pikirannya. Hati yang seperti ini harus dikalahkan dan dibersihkan. Sehingga muncullah Cahaya Iman. Firman Allah:

“Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka.” [Qs. Al-Mujadillah: 22]

3. Pintu hati yang ketiga disebut fuad. Pusat kesadaran menyadari kehadiran Tuhan yakni tempat batin sanubari, disebabkan karena ia tempat terbitnya cahaya “ma’rifat”. Firman Allah:

“Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.” (Qs. an-Najm: 11).

4. Pintu hati yang keempat adalah syagof. karena tempat terbitnya cahaya “mahabbah” (cinta). Rasa cinta kepada Allah, maka menjadikan dirinya lebur ke dalam Allah. Firman Allah:ا

“Sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu sangat mendalam. ” (Yusuf: 30).

5. Pintu hati yang kelima adalah lubb, sebab dia tempat terbitnya “tauhid” atau cahaya fana’ (meleburkan diri) kepada Allah. Firman Allah:

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (az-Zumar: 21).

6. Pintu hati yang ke enam adalah sirr. Yaitu “rahasia”, atau cahaya baqo’ dengan Allah. Sirr berisi rahasia-rahasia Tuhan dan terhubung langsung dengan-Nya. Sirr adalah inti dari segala inti yang mengandung rahasia dari segala rahasia. Firman Allah:

“Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. ” (Qs. Thoha: 7).

7. Pintu hati yang ketujuh adalah Aku, yaitu tempat tajalli Aku, tempat  rahasia-Ku, tempat mengenal Aku. “Aku meniupkan kepadanya ruh-Ku”, “Aku yang tak cukup ditampung oleh langit dan bumi, melainkan tertampung di dalam hati seorang beriman yang tulus”. Firman Allah:

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah.” (Qs. Thoha: 14).

Itulah hakekat manusia, semua rahasia Allah ditanamkan di dalam diri manusia, maka jika kita ingin mengenal Allah kajilah diri kita sendiri. Firman Allah dalam Hadis Qudsi:

“Manusia itu rahasia-Ku dan Aku pun rahasianya.”

“Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya, dan barangsiapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah (fana) dirinya.”

Cara Menuju ke Singgasana Tuhan

Lalu bagaimana caranya kita agar bisa sampai menuju ke singgasana Tuhan? banyak sekali jalan cara ke sana, banyak tradisi dan jalan yang mengajarkan untuk bisa sampai menuju Singgasana Tuhan. Salah satu caranya adalah sebagaimana  yang digambarkan dalam ayat :

“Dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (Qs. Qoff : 16 )

Di dalam leher manusia terdapat tenggorokan, itulah jalannya nafas manusia, nafas adalah talinya jiwa (hati), nafas adalah simbol keberadaan ruh di dalam manusia. Maka dengan meditasi nafas yaitu merasakan keluar-masuknya nafas dengan kontinyu dan disiplin tinggi, maka kita akan bisa membuka pintu-pintu hati tersebut sampai menuju sang Aku.

Pintu-pintu hati itu adalah kondisi psikologi pejalan ruhani dalam menembus dimensi-dimensi hati dalam melawan hawa nafsu. Pintu-pintu hati di atas juga sangat berkaitan dengan tahapan tujuh nafsu dalam diri manusia. Peta-peta perjalanan ruhani itu sangat penting sekali, jika kita tidak memahami rambu-rambu dan petanya, maka kita akan kesulitan dan kesasar dalam perjalanan ruhani. 

Lihatlah kondisi bangsa kita saat ini:       

“Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat." (Al-Baqarah: 7). Misalnya, sakit hati pendukung yang kalah menyebabkan hati mereka terkunci.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement