REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Amin mengajak segenap jajaran Hidayatullah terus membimbing umat menuju pengamalan ajaran Islam secara kaffah sesuai dengan perintah Allah dan rasul-Nya.
Menurut Amin, hal ini penting dilakukan mengingat saat ini umat membutuhkan bimbingan dan pembinaan dari seluruh komponen guna menghindarkan umat dari kekeliruan menafsirkan ajaran Islam.
"Sehingga ajaran-ajaran yang mengarah pada tindakan radikasime di tengah masyarakat dapat dihindari," ujar Amin saat membuka rapat kerja nasional (rakernas) ke-3 Hidayatullah di Dedung Graha Bhakti Praja, Mataram, NTB, Jumat (1/12).
Amin meminta segenap jajaran organisasi yang memiliki 12 juta anggota di seluruh Indonesia terus Istiqomah membimbing dan membina umat mengamalkan ajaran dan nilai-nilai Islam dengan baik dan benar sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Amin mengharapkan rakernas Hidayatullah menghasilkan pemikiran yang cerdas dan dapat diterima masyarakat serta bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
"Semoga Rakernas ini dapat menghasilkan sebuah rekomenadasi yang dapat dijadikan bahan penyusun kebijakan bagi pemerintah," lanjut Amin.
Amin juga menyampaikan dukungannya pada berbagai kegiatan yang bernafaskan Islam di Provinsi NTB. Menurut Amin, pemilihan NTB sebagai lokasi kegiatan, merupakan penghargaan bagi masyarakat NTB.
"NTB adalah daerah dengan berbagai ikon mulai dari sebutannya sebagai "pulau seribu masjid", "bumi sejuta sapi", hingga daerah "halal tourism". Kami sangat bangga dan bersyukur NTB dipercaya sebagai daerah yang diminati untuk berbagai kegiatan besar," ungkap Amin.
Kehadiran tokoh agama, guru besar, alim ulama seperti pada konferensi besar NU dan konferensi internasional para alumni timur tengah beberapa waktu lalu, lanjut Amin, menjadi doa dan berkah sendiri bagi masyarakat NTB.
"Semakin sering orang alim hadir di NTB, akan semakin sering daerah kami didoakan," ucap Amin.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah KH Nashirul Haq menyampaikan rasa harunya atas perjuangan seluruh jajaran hidayatullah, karena disela musibah yang menimpa Provinsi Bali, tetap berusaha untuk hadir mengikuti rakernas di Mataram.
Sejatinya, Rakernas yang dihadwalkan akan berlangsung 1-3 desember 2017 ini akan diikuti seluruh jajaran hidayatullah pusat maupun wilayah di Indonesia termasuk unit dibawah pondok pesantren atau lembaga di bawah Hidayatullah. Namun, karena terkena kondisi cuaca yang tidak stabil sebagai dampak erupsi Gunung Agung, sebagian DPW dan peserta dari 13 provinsi masih dalam perjalanan untuk tiba di Mataram, karena beberapa jalur penerbangan ditunda akibat Lombok International Airport ditutup.
Rakernas ini mengusung tema "Optimalisasi program dakwah dan tarbiyah menuju sukses berperadaban Islam". Sesuai agenda, rakernas akan didahului musyawarah bersama para pimpinan, majelis penasehat dan dewan pertimbangan untuk mendengarkan laporan tahunan 2017 serta mengesahkan program kerja organisasi tahun 2018. Nashirul mengungkapkan alasan pemilihan NTB sebagai tuan rumah rakernas.
"Keinginan belajar banyak hal dari pulau Lombok yang terkenal dengan pulau seribu masjid, salah satunya menjadi pertimbangan kami karena memang basis pembinaan Hidayatullah adalah masjid," kata Nashirul.
Hidayatullah ingin belajar dari NTB yang dikenal kental nuansa religi, dan juga dari Nahdatul Wathon, sebagai salah satu ormas islam yang cukup tua di negeri ini yang basis dan pusatnya di NTB.