REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) DIY memiliki setidaknya lima progres realisasi program khusus madrasah. Salah satu di antaranya yaitu pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Antiradikalisme di madrasah.
Kepala Kanwil Kemenag DIY, Muhammad Lutfi Hamid mengatakan, satuan tugas itu memang masih akan dikawal karena pembentukannya baru. Ia menilai, satgas-satgas itu akan masuk menjadi pengurus-pengurus OSIS. "Mereka tidak cuma antiradikalisme, perilaku-perilaku intoleransi dan menanggulangi bullying," kata Lutfi, Sabtu (2/12).
Lutfi menekankan, satgas antiradikalisme tersebut akan bertugas menolak paham-paham yang menjauhkan pemaknaan nilai-nilai nasionalisme di madrasah. Pembentukan akan dilakukan di semua madrasah, terutama aliyah-aliyah yang sudah mulai dibentuk.
Namun, dia mengungkapkan, muatan-muatan dan standar operasional prosedur (SOP) dari satgas-satgas itu masih dalam proses pembentukan. Menurut Lutfi, itu dikarenakan karakteristik masing-masing madrasah memang berbeda.
"Sejauh ini, konsepnya kita jalankan dari yang masih konvensional seperti pengajian sampai aksi-aksi bernilai toleransi, tapi nanti berkembang sesuai kebutuhan," ujar Lutfi.
Selain pembentukan Satgas Antiradikalisme, ada empat progres realisasi program khusus madrasah Kanwil Kemenag DIY. Peningkatan kualitas madrasah melalui program madrasah tahfidz, madrasah keterampilan dan lain-lain jadi yang pertama.
Ada pula nota-nota kesepahaman Kanwil Kemenag DIY dengan perguruan-perguruan tinggi negeri dan swasta demi peningkatan sumber daya madrasah. Dan, program Profesor Goes To Madrasah dan Penjaminan Mutu Madrasah.
Sedangkan, di DIY sendiri ada setidaknya 71 madrasah negeri yang terdiri dari 21 madrasah ibtidaiyah negeri, 35 madrasah tsanawiyah negeri dan 15 madrasah aliyah negeri. Angka itu belum termasuk madrasah-madrasah swasta.