REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG — Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Wawan Hadi mengatakan Gunung Semeru mengalami gempa letusan dan guguran yang merupakan aktivitas gunung api dalam status waspada.
"Kami menerima laporan setiap harinya terkait dengan aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mpdl) itu dari petugas pos pengamatan gunung api Semeru di Gunung Sawur," katanya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (2/12).
Menurutnya, berdasarkan data aktivitas Gunung Semeru pada 1 Desember 2017 terekam secara visual gunung jelas, kabut 0-I, hingga kabut 0-II, dan asap kawah nihil, kemudian cuaca cerah, berawan, mendung.
"Gunung Semeru mengalami gempa letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 23 milimeter berdurasi 50 detik, gempa guguran sebanyak 25 kali dengan amplitudo 2-11 berdurasi 30-80 detik, embusan sebanyak delapan kali dengan amplitudo 4-10 milimeter berdurasi 23-88 detik, satu kali gempa vulkanik dalam, dan delapan kali gempa tektonik jauh," tuturnya.
Ia menjelaskan kesimpulannya gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut tingkat aktivitasnya masih pada level II atau waspada, sehingga disarankan untuk masyarakat dan pendaki tidak melakukan aktivitasnya 4 kilometer dari puncak Semeru (Mahameru).
"Dengan aktivitas seperti itu, maka dikhawatirkan awan panas bisa terjadi sewaktu-waktu dan membahayakan pendaki yang nekat menerobos Mahameru yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl tersebut," katanya.
Selain itu, lanjut dia, BPBD Lumajang mengimbau kepada masyarakat yang bermukim di dekat bantaran sungai Besok Bang, Kembar, Kobokan dan Sungai Besuk Sat harus selalu waspada terhadap bahaya banjir atau lahar dingin ketika di puncak Semeru turun hujan lebat.
Sementara petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Suparno mengatakan gempa letusan/erupsi yang terjadi merupakan hal yang wajar dan biasa terjadi pada gunung yang masih aktif dengan status waspada.
"Gempa guguran Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut masih merupakan aktivitas gunung api yang wajar dengan status waspada atau level II," tuturnya.
Ia mengatakan gempa letusan dan guguran lava pijar merupakan karakteristik Gunung Semeru dan hal itu merupakan aktivitas yang wajar dari gunung api aktif dalam status waspada, sehingga masyarakat lereng Gunung Semeru sudah terbiasa dengan hal itu dan tidak perlu panik.