REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Apa yang disebabkan oleh siklon tropis cempaka diharapkan menjadi pelajaran untuk ke depannya. Masyarakat pun diminta untuk mengikuti peringatan akan bencana yang diberikan oleh aparatur desa atau tokoh masyarakat.
"Ini akan menjadi bagian dari pembelajaran dan pengalaman kita bersama. Karena sudah terdeteksi ada bibit siklon tropis dahlia yang pergerakannya diketahui ke wilayah Sumatera," ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa usai memberikan santunan kepada para ahli waris korban bencana yang meninggal dunia di Pendopo Kabupaten Pacitan, Pacitan, Jawa Timur, akhir pekan.
Dengan diketahuinya muncul bibit baru tersebut, dia berharap, pergerakan siklon tropis dahlia itu dapat diikuti juga mitigasinya. Sehingga, langkah-langkah antisipasi terhadap bencana juga bisa lebih komprehensif.
"Misalnya proses evakuasi, penyelamatan barang bergarga mereka. Proses mitigasi yang komprehensif itu misalnya saya bisa temukan ketika di Banjarnegara," tutur dia.
Menurut Khofifah, di Banjarnegara itu, ada potensi longsor. Tapi, ketika mereka sudah mengetahui retakan dan pergerakan tanahnya, mereka langsung mengamankan barang-barangnya dan langsung dievakuasi. Ia menjekaskan, di sana bisa seperti itu karena proses mitigasi dijelaskan oleh pakar geologis dari UGM.
"Nah kadang-kadang masyarakat itu tak cukup dijelaskan oleh kepala desa dan tokoh masyarakat. Mereka rupanya perlu juga dijelaskan oleh pakar," terang dia.
Karena itu, dia memohon, kepada masyarakat yang daerahnya terdeteksi sebagai daerah-daerah yang berisiko tinggi terhadap kemungkinan bencana alam, agar bisa mengikuti peringatan yang diberikan oleh aparatur desa atau tokoh masyarakat.
"Biasanya kan ada bentuk-bentuk warning, misalnya pakai kentongan atau apa. Mohon bisa diikuti," kata Khofifah.
Khofifah menilai, penting kiranya untuk mengomunikasikan apa itu siklon tropis cempaka dan dahlia. Terkait dengan bagaimana efek dari intensitas hujan yang tinggi. Ia pun ingin radio-radio komunitas di tiap daerah dapat menyampaikan hal-hal itu.
"Mungkin radio-radio komunitas bisa terus menyampaikan dalam suasana kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Sehingga tidak membuat masyarakat panik. Hindari kepanikan, tapi kesiapsiagaan dan kewaspadaan itu tetap harus dijaga bersama," ujar Khofifah.