REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya mengakui belum optimal dalam pengelolaan objek wisata, termasuk pengembangan kawasan pantai Sindangkerta yang masih terhambat.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Seksi Pengembangan dan Analis Pasar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Tasikmalaya Nono Kurniawan. Ia berdalih keterbatasan pengelolaan akibat minim penganggaran.
"Kami akui, objek wisata di kami itu belum digarap dengan maksimal karena berbagi hal termasuk ketersediaan anggaran," katanya pada wartawan, Ahad (3/12).
Padahal menurutnya pantai selatan Kabupaten Tasikmalaya seperti di Sindangkerta mempunyai potensi luar biasa. Potensi itu sejajar dengan pantai lain yang berada di pantai selatan seperti di Pangandaran.
"Potensinya tidak kalah dengan Pantai Pangandaran yang dekat dengan kami. Tapi memang diakui, fasilitas penunjang belum ada. Salah satunya penginapan," ujarnya.
Sebagai solusi, ia mengatakan Disparbud secara berkala mulai melakukan inovasi supaya bisa meningkatkan jumlah pengunjung wisata. "Kami mulai tata, dari objek wisata kampung Naga, objek wisata ziarah Pamijahan dan pantai Sindangkerta. Paling sementara kami fokus pada perluasan lahan parkir," ucapnya.