Ahad 03 Dec 2017 15:48 WIB

Hari Cipta dan Satwa Momen Bangun Kecintaan Satwa

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Hazliansyah
Bupati Sleman Sri Purnomo
Foto: antara
Bupati Sleman Sri Purnomo

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Peringatan Hari Cipta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) DIY dipusatkan di Agro Wisata Bhumi Merapi Pakem. Peringatan dihadiri Bupati Sleman Sri Purnomo, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY Joko Wuryantoro, dan Camat Pakem Suyanto.

Dalam sambutannya, Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan, peringatan HCPSN merupakan momen yang baik untuk membangun kesadaran dan membentuk kecintaan terhadap puspa dan satwa. Tujuannya, tidak lain agar keanekaragaman hayati tetap lestari.

"Keberadaan puspa dan satwa yang ada di alam harus dipertahankan agar mereka tidak mengalami kepunahan," kata Sri, Ahad (3/12).

Ia mengingatkan, puspa dan satwa di alam merupakan daya dukung lingkungan yang jadi salah satu modal pembangunan. Terkait itu, Sri meminta seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kesinambungan puspa dan satwa yang merupakan kekayaan alam di Indonesia.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat ikut berperan serta menjaga kelestarian puspa dan satwa yang ada di sekitar lingkungan masing-masing. Menurut Sri, selama ini burung-burung yang dulunya mudah dijumpai sudah langka, termasuk punglor yang merupakan satwa khas Sleman.

Senada, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan, peringatan HCPSN bertujuan untuk meningkatkan kepedulian, perlindungan, pelestarian puspa dan satwa nasional. Serta, menumbuhkan dan mengingatkan akan pentingnya pusat dan satwa dalam kehidupan.

"Indonesia salah satu negara mega biodiversity dunia, yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam hayati yang laur biasa, setidaknya terdapat 50 tipe ekosistem, 40 ribu spesies tumbuhan dan 300 ribu spesies hewan di Indonesia," ujar Sultan lewat sambutan tertulisnya.

HCPSN tahun ini turut memamerkan beberapa satwa seperti ayam kalkun, ayam pelung dan burung-burung. Peringatan ditandai penanaman pohon langka seperti pohon bendo dan mundu, serta pelepasan burung melati, tilang dan trortokan.

Di samping penghijauan dan pelepasan burung, dilakukan penyerahan kejuaraan Kehati Award dan DIY Green and Clean, penghargaan pengelola lingkungan hidup teh untuk konservasi tanah dan kepada peternak-peternak burung kleci.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement