Ahad 03 Dec 2017 16:01 WIB

Rampung, Penerjemahan Alquran ke Dalam Bahasa Aceh

Suasana workshop penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Aceh.
Foto: Dok UIN Ar-Raniry
Suasana workshop penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH -- Penerjemahan Alquran  ke dalam bahasa Aceh kerja sama antara Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh sudah mencapai 100 persen.

Hal itu disampaikan ketua panitia Dr Abdul Rani Usman, MSi dalam Workshop Penerjemahan Alquran ke Dalam Bahasa Aceh, di Hotel Grand Nanggroe Banda Aceh,  Rabu (29/11/) malam.

Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Drs  Choirul Fuad Yusuf MA, MPhil saat membuka acara mengatakan, penerjemahan merupakan peralihan bahasa dari bahasa asli (kalamullah) yakni dalam bahasa Arab ke dalam bahasa lain. Kali  ini dilakukan penerjemahan ke dalam bahasa Aceh.

Dia mengingatkan, dalam penerjemahan Alquran banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan. Sebab,  jika salah menerjemahkan Alquran,  maka Alquran akan salah dipahami oleh umat, sehingga efeknya sangat besar.

“Beberapa hal yang sangat penting dalam penerjemahan Alquran, di antaranya harus ada kecocokan, ketepatan serta relevansi dengan budaya. Ketepatan menggunakan bahasa daerah sangat penting sehingga tidak terjadi kontroversi dalam pemehamannya,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (1/12).

Choirul meminta dalam penerjemahan harus sangat hati-hati. Sebab,  Alquran yang terdiri dari enam ribu ayat lebih sangat luar biasa dan  mengatur segala sesuatu dalam kehidupan di dunia ini. Intinya,  harus sangat hati-hati baik yang berkaitan dengan politik, budaya, muamalah dan lain sebagainya.

“Perlu fokus dan kehati-hatian dalam menerjemahkan Alquran, karena sangat membahayakan jika terjadi kesilapan dan kesalahan menafsirkannya,” imbuh Choirul Fuad.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr  H Farid Wajdi Ibrahim MA menyampaikan terima kasih kepada Kemenag yang telah memberikan kepercayaan kepada UIN Ar-Raniry untuk memfasilitasi menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Aceh. Ini merupakan pekerjaan yang sangat mulia.

UIN Ar-Raniry menyerahkan  program ini kepada pusat penelitian UIN Ar-Raniry di bawah kepemimpinan A Rani Usman pada saat itu untuk menindaklanjuti program tersebut, dan hasilnya sudah nyata.

“Kepada penerjemah diharapkan fokus, walau ada kesibukan lain. Karena ini sangat serius dan harus dalam suasana nyaman, sehingga hasilnya maksimal. Jika salah menafsirkan makna maka akan melenceng pengertiannya, ini sangat membahahayakan,” ujarnya.

Farid mengharapkan, agar nama para penerjemah diabadikan. “Kita tahu yang dilakukan ini bukan pekerjaan mudah. Namun, hal yang paling penting adalah manfaat dari hasil terjemahannya nanti kepada anak-anak, generasi muda dan selanjutnya dapat menyelamatkan bahasa daerah yakni bahasa Aceh,” tuturnya.

Ketua pantia, Dr  Rani Usman menyatakan bahwa penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Aceh telah rampung 100 persen. “Workshop kedua ini untuk membahas segala sesuatu berkenaan dengan penerjemahan dan penafsirannya. Selanjutnya hasil terjemahan nanti akan divalidasi oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu, baik tafsir, hadis, bahasa dan budaya. Hasilnya nanti akan dicetak oleh Kementerian Agama RI,” papar Rani Usman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement