Ahad 03 Dec 2017 19:45 WIB

Menjaga Ingatan, Arsip Sejarah Sawahlunto Didigitalisasi

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Sawahlunto.
Foto: ANTARA/Ismar Patrizki
Sawahlunto.

REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO — Kota Sawahlunto, Sumatra Barat memasuki usianya yang ke-129 tahun pada 1 Desember 2017 lalu. Sebagai kota yang dirancang khusus sebagai sentra pertambangan batu bara, Sawahlunto menyumbang kontribusi besar dalam kemajuan teknologi pertambangan di Indonesia. 

Tak hanya itu, peninggalan era kolonial yang masih terawat apik menjadikan Sawahlunto sebagai destinasi pariwisata unggulan bagi Sumatra Barat. Perjalanan sejarah Kota Sawahlunto selama lebih dari seratus tahun ke belakang menjadikan daya tarik tersendiri bagi para pelancong. 

Wisata sejarah memang memiliki peminat sendiri yang tak sedikit. Berkunjung ke Sawahlunto, wisatawan serasa diajak kembali ke era kolonial dengan dengan tata kota yang Eropa banget.

Segala potensi sejarah yang dimiliki Sawahlunto ini menggerakkan PT Bukit Asam (persero) Tbk, sebagai operator tambang selama ini, melakukan digitalisasi arsip-arsip sejarah yang ada. Langkah untuk mengonversi arsip ke bentuk digital dirasa penting untuk menjaga warisan kolektif untuk generasi selanjutnya.

Peluncuran digitalisasi arsip Sawahlunto dilakukan sekaligus untuk merawat ingatan mengenai Unit Pertambangan Ombilin (UPO) yang sempat menjadi primadona tambang batu bara di Indonesia. Bukit Asam menjadi salah satu dari sedikit Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia yang melakukan langkah pelestarian aset sejarah sejak masa kolonial.

Direktur SDM dan Umum PT Bukit Asam (Persero) Tbk Joko Pramono menjelaskan rangkaian kisah Sawahlunto tempo dulu banyak tersimpan dalam lembaran arsip dan dokumentasi foto. Pihaknya khawatir, bila seluruh arsip foto dan dokumen dibiarkan, bakal lapuk dimakan usia.

"Untuk itulah, digitalisasi dilakukan. Nantinya pengunjung tidak harus melihat arsip yang berdebu, tinggal klik dan semua data yang diinginkan akan ditampilkan via komputer," jelas Joko, Ahad (3/12).

Seluruh dokumen digital arsip-arsip sejarah Kota Sawahlunto hanya bisa diakses di sejumlah museum yang berada di Sawahlunto. Cara ini diterapkan agar pengunjung tertarik datang langsung ke Sawahlunto dan mengeksplorasi potensi sejarah yang ada.

"Sehingga secara langsung maupun tidak, mendorong program pariwisata Sawahlunto," kata Joko.

Joko menambahkan, proses digitalisasi arsip Kota Sawahlunto tak hanya dilakukan oleh perusahaan, namun juga melibatkan berbagai pihak yang punya 'gawe' terhadap kemajuan wisata Sawahlunto, termasuk Pemerintah Kota Sawahlunto, Pemprov Sumatera Barat, dan Universitas Negeri Padang.

Selain peluncuran digitalisasi arsip, Bukit Asam juga menggelar diskusi nasional yang mengusung tema 'Peranan Potensi Pariwisata dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Sawahlunto'. Gelaran ini diikuti ratusan peserta yang berasal dari Fakultas Pariwisata dan Perhotelan, Kerapatan Adat Nagari, asosiasi agen wisata, asosiasi kesenian rakyat, asosiasi kuliner, dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI).

Diskusi tersebut juga menampilkan Yenny Narny asal Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas yang menuliskan buku tentang sejarah pertambangan Sawahlunto dan juga pegiat seni perfilman Garin Nugroho. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement