REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG — Kepengurusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah merancang program untuk memajukan sepak bola wanita di Tanah Air, dengan memunculkan Liga 3. Ketua Komite Sepak Bola Wanita PSSI Papat Yunisal mengatakan PSSI merencanakan digelarnya kompetisi Liga 3 pada 2018 untuk mencetak pesepak bola wanita profesional.
Tak hanya itu, PSSI akan membuat aturan baru pada Liga Danone usia muda yakni mewajibkan ada dua atlet perempuan dalam satu tim. "Selama ini sifatnya hanya imbauan, tapi untuk Liga Danone mendatang menjadi wajib," kata Papat yang hadir di Palembang untuk memantau kejuaraan uji coba Asian Games yakni Piala Pertiwi 2017, Ahad (3/12).
Menurutnya, "pemaksaan" ini harus dibutuhkan untuk menstimulus bangkitnya sepak bola wanita. Indonesia sejatinya telah memunculkan sepak bola bagi kaum hawa ini pada era tahun 70-an, tapi kini justru mandek di tengah maraknya sepak bola profesional untuk kaum pria.
Papat mengatakan bukan hanya dari sisi kompetisi, PSSI juga berencana masuk ke bidang pendidikan dengan menganjurkan sekolah-sekolah memiliki ekstrakurikuler sepak bola wanita. "PSSI pun bersedia memberikan subsidi dengan memberikan pelatihan bersertifikat ke guru sekolah," ujar Papat yang juga anggota Komite Eksekutif PSSI 2016-2020 itu.
Timnas wanita pertama kali bertanding pada tahun 1977 di Kejuaraan AFC Wanita dengan finis pada peringkat 4. Sementara, di era sekarang, timnas terakhir bertanding pada 2015 di Piala AFF.
Sementara untuk kompetisi dalam negeri, Indonesia sebenarnya memiliki Piala Pertiwi yang digelar sejak tahun 2006. Namun ajang ini mengalami pasang surut karena ikut terhenti ketika Indonesia menerima sanksi dari FIFA pada tahun 2016 lalu.
Karena itu, ruang pesepak bola wanita semakin sempit sehingga peluang hanya ada pada Pekan Olahraga Nasional (PON) dengan memperkuat daerah masing-masing. Kali ini, Pertiwi Cup kembali digelar tak lain untuk uji coba Asian Games di Palembang, 3-13 Desember 2017.
Sebanyak 12 provinsi ambil bagian yakni Kalbar, Jambi, Jabar, Sumsel, DI Yogyakarta, Bengkulu, Papua, Bali, Banten, Babel, Jawa Tengah dan Sulsel. Penyelenggara membagi tim dalam Grup A terdiri atas Kalimantan, Jambi dan Jawa Barat. Kemudian Grup B terdiri atas Sumsel, Sulsel dan Yogyakarta, Grup C terdiri atas Bengkulu, Papua dan Bali, lalu Grup D dihuni Banten, Babel dan Jawa Tengah.
"Ada tim pencari bakat di sini untuk memantau siapa saja yang layak masuk timnas," ujar Papat.