Ahad 03 Dec 2017 22:17 WIB

Warga Tebing Tinggi Takut Pulang Meski Banjir Menyurut

Rep: Issha Haruma/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Banjir
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Ilustrasi Banjir

REPUBLIKA.CO.ID, TEBING TINGGI -- Air yang merendam sedikitnya 22 kelurahan di kota Tebing Tinggi, Sumut, perlahan surut, Ahad (3/12). Meski demikian, sebagian warga masih bertahan di posko pengungsian.

"Hari ini sudah surut. Semalam lebih satu meter banjirnya," kata Inun, warga Jalan Bawang Putih, Lingkungan VI, kelurahan Bandar Sakti, kecamatan Bajenis, Ahad (3/12).

Banjir yang melanda Tebing Tinggi sejak Sabtu (2/12) pagi membuat sebagian warga tidak sempat menyelamatkan barang berharga. Air merendam 22 kelurahan di lima kecamatan dengan tinggi mulai dari satu hingga 2,5 meter. Lima kecamatan itu, yakni Tebing Tinggi Kota, Padang Hulu, Padang Hilir, Rambutan, dan Bajenis.

"Tidak ada korban jiwa tapi banyak barang-barang tidak terselamatkan," ujar Inun.

Meski air perlahan surut, Inun mengatakan, warga masih trauma dan takut kembali ke rumah mereka masing-masing. Mereka takut terjadi banjir susulan akibat hujan yang terus turun di kawasan pegunungan.

"Warga masih trauma dan takut. Banyak yang nggak tidur karena ada kabar hujan di Sinda Raya," kata Inun.

Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi meninjau lokasi banjir di Tebing Tinggi dan Serdang Bedagai hari ini. Dengan didampingi Wali Kota Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan dan Bupati Serdang Bedagai Soekirman, dia pun mengelilingi lokasi permukiman warga yang masih terendam air.

"Kita ketahui memang belakangan ini, intensitas hujan cukup tinggi di hampir seluruh daerah di Sumatra Utara. Tebing Tinggi menjadi kawasan yang paling parah terkena dampak banjir," kata Erry.

Selain Tebing Tinggi, Erry mengatakan, beberapa daerah juga terkena dampak banjir, seperti Langkat, Simalungun, Serdang Bedagai, Nias, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan dan sejumlah daerah lain. Dia pun berharap, banjir bisa segera selesai dan masyarakat kembali beraktivitas seperti biasa. Akibat bencana ini, lanjutnya, perekonomian warga telah terganggu.

"Ke depan, masyarakat yang masih tinggal di bantaran sungai (daerah aliran sungai), kami harapkan bisa pindah karena membahayakan penduduk itu sendiri. Untuk kepindahan, pemerintah mendorong adanya relokasi ke tempat yang lebih baik seperti rumah susun," ujar dia.

Dalam kunjungan itu, Erry memberikan 30 karung beras, 30 kotak mi instan dan 60 kaleng ikan sarden kepada warga di tenda pengungsian. Bantuan akan diberikan bertahap setelah pihaknya menerima data lengkap mengenai jumlah warga yang terdampak banjir di Tebing Tinggi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement