Senin 04 Dec 2017 08:26 WIB

Indonesia Hadiri Konferensi One Planet Summit

Menteri LHK Siti Nurbaya
Foto: Republika/Debbie sutrisno
Menteri LHK Siti Nurbaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyatakan Indonesia akan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi One Planet Summit yang digagas Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk memperkuat tekad/komitmen pada Paris Agreement.

Siti dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/12), mengatakan dalam pertemuan dengan Duta Besar Prancis Jean Charles Bethonnet, dirinya membahas pelaksanaan konferensi tingkat tinggi tersebut sebagai pemantapan pelaksanaan Perjanjian Paris atau Paris Agreement. Karena itu, menurut Siti Nurbaya, kehadiran Indonesia dalam One Planet Summit nanti akan menjadi penegasan dan mendorong penyelesaian proses perundingan, prosedur dan pedoman/guideline operasional Paris Agreement. Selain itu, Indonesia juga akan menginformasikan capaian dan tingkat kemajuan upaya pengendalian perubahan iklim di Indonesia.

"Pertemuan tersebut diharapkan dapat memperbaharui mobilisasi dan komitmen politik pada Paris Agreement, khususnya dalam hal pembiayaan aksi iklim dan perluasan alat keuangan yang efektif, serta sebagai showcase berbagai proyek, yang mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon dan tahan iklim," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

IPrakarsa "One Planet Summit "dimulai saat G-20 di Hamburg, Jerman, untuk memperkuat dan menegaskan kembali komitmen pendanaan aksi pengendalian perubahan iklim. Program pertemuan tersebut akan membahas empat topik dalam Thematic Ministrial Roundtable, yaitu Scaling-up finance for climate action, Greening finance for sustainable business, Accelerating local and regional climate action, Strengthening policies for ecological and inclusive transition.

Pada acara yang akan dilaksanakan pada 11-12 Desember 2017 tersebut Menteri LHK akan hadir bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement