Senin 04 Dec 2017 14:17 WIB

PKS dan Gerindra Pecah Kongsi di Pilkada Kota Padang

Pilkada (Ilustrasi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pilkada (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pecah kongsi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang 2018. Hal tersebut karena PKS dan Gerindra kemungkinan akan mengusung calon berbeda.

Ketua DPW Partai Gerindra Sumbar Nasrul Abit mengatakan, kemungkinan mengusung calon lain setelah PKS disebut-sebut memutuskan berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Pilkada Padang.

Nasrul menyebut pihaknya sudah mendengar kabar PKS-PAN mengusung pasangan Mahyeldi-Hendri Septa, karena itu Gerindra akan mengupayakan opsi lain dalam Pilkada yang akan dihelat 2018.

"Politik ini fleksibel. Tidak ada keharusan Gerindra berkoalisi dengan PKS, kita cari opsi lain," katanya, Senin (4/12).

Opsi itu bisa saja berkoalisi dengan partai lain yang dinilai memiliki harapan yang sama untuk kemajuan Kota Padang. Menurutnya dalam kemungkinan koalisi itu, Gerindra akan mengusung kader sendiri yang dinilai memiliki potensi untuk menang.

"Sedapatnya kader," ucapnya.

Namun jika ada bakal calon bukan dari Gerindra, tapi potensial Nasrul mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan. PKS yang memiliki lima kursi di DPRD Kota Padang berkoalisi dengan PAN yang memiliki enam kursi dan telah memenuhi syarat mengusung pasangan calon sesuai aturan yang hanya butuh sembilan kursi.

Koalisinya PKS dan PAN tertuang dalam Surat Keputusan DPP PKS nomor 69/SKEP.DPP-PKS/1439 tanggal 24 November 2017 tentang Calon Walikota dan/atau Wakil Walikota Padang Periode 2018 ¿ 2023.

Diinformasikan dalam SK yang ditandatangi Presiden PKS Mohammad Sohibul Iman dan Sekjen Mustafa Kamal tersebut memutuskan Calon Walikota Mahyeldi dan Calon Wakil Walikota Hendri Septa.

DPP PAN juga mengeluarkan SK Persetujuan Pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Padang. Surat dengan nomor PAN/A.Kpts/KU-SJ/118/XI-2017 tanggal 28 Nopember 2017 ditandatangi Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen Eddy Soeparno. Hal itu sekaligus menepis wacana koalisi partai di pusat akan diteruskan pada Pilkada di daerah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement