Senin 04 Dec 2017 18:00 WIB

Restoran Cepat Saji Selandia Baru Diminta Siapkan Menu Halal

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Pemuda Muslim Selandia Baru
Foto: newswire
Pemuda Muslim Selandia Baru

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Muslim di Selandia Baru tengah melobi restoran cepat saji KFC untuk menyajikan makanan halal. Sebuah laman Facebook 'Kami Ingin KFC Halal Kembali di Selandia Baru' dibuat sebagai gerakan mendukung makanan halal sebulan yang lalu. Halaman itu telah disukai lebih dari 1.700 orang hanya dalam waktu kurang dari sebulan. Halaman yang serupa bernama 'McDonald Halal di Selandia Baru' juga telah menarik lebih dari 2.300 'like/suka'.

Syeda Fouzia, pelopor gerakan tersebut, mengatakan bahwa restoran cepat saji akan menghasilkan keuntungan yang luar biasa dengan memasuki pasar halal setempat. Fouzia, yang pindah dari Inggris enam tahun yang lalu, mengatakan bahwa dia adalah seorang manajer McDonald halal di Selandia Baru.
 
"Saya tahu pasti itu tidak sulit untuk menyajikan makanan halal. Penggorengan dan panggangan untuk berbagai jenis makanan terpisah," kata Fouzia, dilansir dari Stuff, Senin (4/12).
 
Fouzia mengatakan, beberapa negara termasuk Australia, Inggris, dan Kanada memiliki gerai KFC, Subway, McDonald, dan Pizza Hut, yang menyediakan makanan halal. Karena itu, ia mengatakan sudah saatnya para penyedia makanan cepat saji tersebut untuk mulai melayani meningkatnya jumlah umat Islam di Selandia Baru.
 
Meski mendapat banyak dukungan, wanita asal Auckland ini juga mengatakan bahwa ia telah menghadapi berbagai serangan atas kampanye yang dilakukannya. Ia mengatakan, pihaknya telah mendapatkan sejumlah kritikan. Namun demikian, ia menegaskan bahwa sertifikasi halal hanya akan membuat lebih banyak orang bisa makan di KFC. Menurutnya, KFC halal adalah solusi yang bagus.
 
"Itu tidak akan mempengaruhi non-Muslim. Bahkan jika satu cabang adalah restoran halal pada hari-hari tertentu, itu akan bagus," tambahnya.
 
Banyak warga Muslim Selandia baru yang menunjukkan dukungan mereka terhadap kampanye tersebut. Ratusan pendukung penyedia daging halal Kiwi telah membagikan halaman tersebut. Mereka memenuhi kolom komentar dan dan bahkan membuat video YouTube untuk mendukung gagasan restoran cepat saji yang halal tersebut.
 
Sebagai bentuk dukungan, banyak netizen yang mengatakan bahwa mereka akan menghadiri berbagai even di dunia maya seperti gerakan 'Saya Mendukung KFC Halal di Hamilton', untuk menunjukkan permintaan halal di seluruh negeri. Pada 9 November lalu, halaman tersebut mengunggah tangkapan layar di kontak mereka dengan halaman Facebook resmi KFC.
 
"Ada sekitar 50 ribu populasi Muslim di Selandia Baru yang bisa menjadi bagian dari basis pelanggan". Itu adalah salah satu pesan yang mereka kirim ke restoran tersebut. Sementara itu, KFC menjawab bahwa mereka akan menyampaikan gagasan tersebut kepada tim mereka. Selain dukungan, adapula sejumlah pihak yang skeptis terhadap pentingnya makanan halal bagi umat Islam.
 
Terdapat sekitar 46 ribu Muslim yang tinggal di Selandia Baru dalam sensus penduduk pada 2013. Jumlah Muslim meningkat sebesar 28 persen sejak 2006.
 
Namun, Restaurant Brands, perusahaan yang memiliki KFC di Selandia Baru, sadar akan kampanye tersebut dan tampaknya kurang antusias dengan usulan tersebut.
 
Manajer Pemasaran Umum, Geraldine Oldham, mengatakan percobaan makanan halal telah dilakukan pada 2001. Namun, kompleksitas rantai pasokan telah menyebabkan gagasan tersebut dihentikan.
 
"Kami menghargai permintaan mereka, namun, masalah yang berkaitan dengan kami dapat mengesahkan produk halal untuk pelanggan tetap ada. Kami tidak punya rencana untuk mengenalkan halal lagi di Selandia Baru," kata Oldham.
 
'Halal' adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, yang berarti 'diperbolehkan sesuai hukum Islam' atau 'diizinkan'. Agar daging dianggap halal, penyembelihan hewan harus dilakukan oleh orang Muslim yang terlatih khusus. Yang mana, mereka akan mengucapkan do'a sebelum menggorok leher hewan tersebut dengan pisau.
 
Selanjutnya, gerai makanan akan diberi akreditasi halal oleh Federasi Asosiasi Muslim Selandia Baru. Kementerian Industri Utama (MPI) Selandia Baru juga memiliki standar peraturan khusus untuk produksi daging halal. Menurut MPI, industri makanan halal global bernilai sebesar 600 miliar dolar AS per tahun.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement