REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas beras dipastikan tetap berjalan baik. Hal itu diungkapkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat melakukan sidak ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Timur, Senin (4/12).
Dalam sidak tersebut, ia menemukan adanya beras yang dijual dengan harga di bawah Rp 8.000 per kilogram (kg), yakni Rp 7.800 per kg untuk beras medium. "Ini menunjukkan penurunan harga sejak berlakunya HET, awal berlaku HET, Rp 9.050 per kg," katanya.
Ia melanjutkan, hal ini cukp baik mengingat PIBC merupakan barometer perberasan di Indonesia. Menurutn Amran, harga beras sekarang stabil bahkan turun dibanding dengan pada saat belum dilakukannya pemberlakukan HET.
Sebelum ada HET, kata dia, harga untuk beras medium berada di kisaran Rp 13 ribu per kg. Contohnya beras medium IR-64 III pada Oktober dijual dengan harga Rp 9.050 pr kg. Namun terus mengalami penurunan harga hingga Rp 7.800 per kg.
Ia pun tidak setuju dengan adanya penyebutan pangan sebagai penyumbang inflasi November ini yang tercatat 0,2 persen. Inflasi November dipengaruhi oleh kenaikan harga cabai merah, bawang merah dan beras.
Menurutnya, penilaian yang dilakukan untuk beras dilakukan saat harga baru beranjak turun dengan HET Rp 9.050 per kg. "Ini baru menuju turun dirata-rata diambil. Nanti dampaknya yang paling riil nanti tahun depan," kata dia.