Senin 04 Dec 2017 20:18 WIB

Korut Sebut Semenanjung Korea di Ambang Perang Nuklir

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Teguh Firmansyah
Tiga kapal induk Amerika Serikat tiba di pantai timur Korea Selatan.
Foto: South Korea Defense Ministry via AP
Tiga kapal induk Amerika Serikat tiba di pantai timur Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) melakukan latihaan udara bersama dengan skala besar pada Senin (4/12). Tindakan tersebut menurut Korea Utara (Korut) akan mendorong Semenanjung Korea berada di ambang peperangan nuklir.

Latihan tersebut dilakukan sepekan setelah Korut mengatakan telah menguji rudal balistik antarbenua yang paling canggih dan  mampu mencapai daratan AS sebagai bagian dari program senjata yang telah dilakukannya.

"Latihan gabungan tersebut dirancang untuk meningkatkan kesiapan dan kemampuan operasional dan untuk memastikan perdamaian dan keamanandi Semenanjung Korea," kata militer AS sebelum latihan dimulai.

Latihan gabungan antara kedua negara itu dilakukan setiap tahun yang disebut Vigilant Ace. Latihan gabungan itu akan berlangsung hingga Jumat, dengan menggunaakan enam pesawat tempur siluman F-22 Raptor, yang akan ditempatkan di antara lebih dari 230 pesawat dalam latihan gabungan tersebut.

Selain itu menurut juru bicara Angkatan Udara AS yaang berbasis di Korsel menyebutkan pesawat tempur F-35 juga akan mengikuti latihan tersebut.

Baca juga, Korut Siap Berperang dengan Amerika Serikat.

Menurut laporan dari media Korsel mengatakan pengebom Lancer B-1B juga mungkin akan digunakan untuk latihan gabungan pekan ini. Meskipun juru bicara Angkatan Udara AS tidakdapat mengkonfirmasi laporan tersebut.

Sekitar 12 ribu anggota keamanan AS termasuk dari Marinir dan Angkatan Laut, akanbergabung dengan pasukan Korsel. Pesawat yang mengambil bagian akan diterbangkan dari delapan instalasi militer AS dan Korsel.

Sementara MenteriLuar Negeri Cina Wang Yi menyesalkan tindakan kedua negara itu. Ia mengatakan, mereka tidak menangkap jendela peluang setelah dua bulan ini Semenanjung Korea relatif tenang sebelum uji coba terakhir oleh Korut. Cina dan Rusiamenyarankan agar AS dan Korsel menghentikan latihan militer besar dengan imbalan Korut menghentikan program senjatanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement