REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Fifi Proklawati Jubilea mengatakan bahwa anak-anak harus mempunyai karakter seorang pemimpin. Menurut dia, karakter tersebut harus melekat sejak dini karena masa depan bangsa ini ada di pundak mereka.
"Anak-anak yang masuk di sini (JIBBS) sudah dikenalkan pendidikan karakter pempimpin. Saya selalu bilang ketika ada siswa yang menangis, 'kamu leader jangan nangis, kenapa nangis? Bangun, why? Jangan jadi anak yang lemah'. Nanti punya anak harus seperti itu," ujar Fifi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Senin (4/12).
Perempuan yang juga mendirikan Jakarta Islamic School (JISC) ini menjelasakan, siswa-siswa yang menimba ilmu di JIBBS selalu betah di sekolah. Pasalnya, sejak awal karakter pemimpin sudah ditanamkan dalam diri mereka, sehingga kedepannya mereka juga sudah mengetahui ingin menjadi apa. Bahkan, menurut dia, dengan karakter pemimpin tersebut, siswa JIBBS ada yang menargetkan untuk menghafal Alquran dalam waktu beberapa bulan.
"Di sini anak-anak punya karakter pemimpin yang kuat. Jadi mereka tahu sekolah untuk apa. Kalau bisa mereka merencanakan kehidupan sendiri mereka. Mereka harus menargetkan rencana ke depan," ucapnya.
Fifi menceritakan, sekolah JIBBS awalnya dibangun dari keinginan ibu-ibu yang ingin membuat sekolah untuk anaknya. Bermula dari sebuah villa kecil yang mempunyai tanah cukup luas, kemudian dibuatlah saung sebagai tempat sekolah.
"Tadinya muridnya 11 orang. Yang datang tahu gak? Subhanallah banyak anak pejabat yang daftar. Anak dari fraksi macam-macam. Bahkan anak menteri juga daftar. Mereka bukan melihat fasilitas tetapi visi dari sekolah yaitu untuk menciptakan pemimpin bagi bangsa Indonesia yang idealis dan bebas dari korupsi," jelasnya.
Perempuan yang akrab disapa Mama Fifi ini menegaskan bahwa siapapun yang ingin membangun sekolah tidak boleh layaknya seorang pebisnis yang hanya memikirkan uang. Menurut dia, sekolah harus membuat anak-anak merasa bangga, karena seorang pemimpin lahir dari anak anak yang percaya diri.
"Kita gak harus peduli bangsa lain. Setiap bangsa, setiap anak bangsa itu mempunyai karakter masing masing. kita gak perlu ikut ikutan dengan mereka. Bangsa Indonesia punya hak sendiri dan karakter sendiri untuk menjadi pemimpin," katanya.