Selasa 05 Dec 2017 01:50 WIB

Ketika Bah Keluar dari Goa Pacitan, Warga: Ini Luar Biasa...

Red: Agus Yulianto
Pemandangan saat banjir merendam sejumlah desa dan kelurahan termasuk pusat Kota Pacitan, Jawa Timur, Rabu (29/11).
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Pemandangan saat banjir merendam sejumlah desa dan kelurahan termasuk pusat Kota Pacitan, Jawa Timur, Rabu (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID,  Rabu malam, 29 November 2017, menjadi catatan sejarah baru bagi warga Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, karena banjir bandang melanda hampir di seluruh bagian daerah tersebut. Bukan hanya karena air bah itu saja yang membuat warga terhenyak, namun juga disebabkan selama puluhan tahun masyarakat setempat tak pernah mengalami musibah sedahsyat itu.

Apalagi, 85 persen topografi kampung halaman mereka merupakan bagian dari pegunungan seribu yang membujur di selatan Pulau Jawa. Berada pada daerah pegunungan dengan ketinggian rata-rata 500-1.000 meter di atas permukaan laut, banjir hampir tak mungkin terjadi di Pacitan.

Namun, hujan lebat yang mengguyur kabupaten tersebut dan beberapa wilayah lainnya di Jawa Tengah selama tiga hari tanpa henti yang merupakan dampak dari badai siklon Cempaka menaikkan volume air permukaan hingga tak mampu lagi ditampung oleh saluran-saluran alam dan buatan, bahkan menjebolkan tanggul yang berada di Kota Pacitan.

Akibat banjir di Pacitan, 11 orang meninggal dunia dan ribuan warga terpaksa mengungsi ke daerah-daerah yang lebih tinggi. Mereka harus rela meninggalkan harta benda berupa sawah, ladang serta hewan ternak yang tersapu air bah bercampur lumpur dan bebatuan.