Senin 04 Dec 2017 22:30 WIB

Jalan Aspal Berbahan Karet di Uji Coba di Karawang

Rep: Maspril Aries/ Red: Andi Nur Aminah
Bupati Musi Banyuasin (Muba) Dodi Reza Alex, Senin (4/12) membuka Rembuk Nasional tentang pemanfaatan karet sebagai salah satu bahan baku aspal yang diikuti berbagai stake holder di Palembang
Foto: Maspril Aries/Republika
Bupati Musi Banyuasin (Muba) Dodi Reza Alex, Senin (4/12) membuka Rembuk Nasional tentang pemanfaatan karet sebagai salah satu bahan baku aspal yang diikuti berbagai stake holder di Palembang

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Hilirisasi industri karet dengan memanfaatkan karet sebagai bahan baku aspal jalan sudah mulai diujicobakan. Di Indonesia uji coba pemanfaatan karet pada aspal jalan sudah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia.

"Sejak 3 Desember sampai hari ini sudah dilaksanakan uji gelar karet sebagai bahan baku aspal jalan di Karawang, Jawa Barat. Ada sepanjang 500 meter jalan di Karawang menggunakan karet sebagai bahan baku aspalnya," kata Karyudi Direktur Pusat Penelitian Karet (PPK), Senin (4/12) pada Rembuk Nasional Pemanfaatan Karet Sebagai Salah Satu Bahan Baku Aspal di Palembang.

Pada acara yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) bekerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP) Karyudi menjelaskan, pemanfaatkan karet sebagai salah satu bahan baku aspal juga sudah dilakukan di Lido, Sukabumi sepanjang dua kilometer dan di Sawangan, Depok sepanjang 600 meter.

Menurut Direktur PPK, saat ini teknologi pemanfaatkan karet sebagai bahan baku aspal jalan sudah ada. Saat ini di Pusat Penelitian Karet sudah diproduksi sebanyak 16 ton serbuk karet untuk dilakukan uji coba.

Dia menjelaskan, jika di Indonesia karet sebagai bahan baku aspal jalan baru dilakukan uji coba, maka di Thailand menurut Karyudi sudah dilakukan lebih dulu dengan membangun jalan aspal dengan menggunakan campuran bahan baku karet alam. Sedangkan secara komersial di Amerika Serikat telah digunakan sejak lama dengan nama RAR atau Reacted and Activated Rubber. "Namun di sana tidak menggunakan karet mentah," katanya.

Dari hasil uji coba yang sudah dilakukan, Karyudi menjelaskan, jalan yang menggunakan campuran karet di Lido dan Sawangan sampai saat ini kondisinya masih mulus. Padahal jalan tersebut dilintasi kendaraan dengan beban overload masih bisa bertahan walau sudah satu tahun.

Berdasarkan riset yang kami lakukan, ditekahui kualitas jalan menjadi lebih baik sekitar 50 hingga 100 persen dibandingkan dengan jalan yang menggunakan aspal tanpa campuran karet. Perbedaan hanya pada biaya pembuatan jalannya karena ada peningkatan 20 persen jika dibandingkan dengan jalan yang menggunakan aspal tanpa karet. "Tapi jika dihitung-hitung tetap lebih menguntungkan karena usia jalan bisa bertahan lebih lama, dari empat tahun bisa menjadi delapan tahun," ujar Direktur PPK.

Pada Rembuk Nasional tersebut, Karyudi memberikan apresiasi kepada Bupati Musi Banyuasin (Muba) yang telah melaksanakan acara acara dengan dihadiri banyak stake holder terkait. "Ide Bupati Dodi Reza ini bagus. Apalagi Kabupaten Musi Banyuasin didominasi perkebunan karet sebanyak 19 persen luas kebun kareta di Sumatera Selatan ada di daerah ini," ujarnya.

Menurut Karyudi, apabila implementasi pembangunan dan perbaikan jalan di Sumsel menggunakan bahan karet, maka Kabupaten Muba akan menjadi pionir di Sumsel. "Persiapan uji coba tidak terlalu lama, kita tinggal menyiapkan material saja," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement