REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bali United sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi Liga Champions Asia pertama sepanjang sejarah klub tersebut berdiri. Serdadu Tridatu berhak atas tiket bermain di kompetisi kasta tertinggi antarklub Asia itu, walau hanya finis sebagai runner-up Liga1 2017.
Bali diberikan hak tampil mewakili Indonesia berhubung klub juara Liga 1 2017 Bhayangkara FC tidak memiliki lisensi klub porfesional untuk level Asia. Bali United akan memulai Liga Champions Asia dari babak play-off yang berliku. Lawan pertama yang menanti Irfan Bachdim dan kawan-kawan adalah runner-up Liga Singapura, Tampines Rovers.
Keduanya akan bertanding untuk mendapatkan tiket lolos ke babak penyisihan grup pada 16 Januari tahun depan. Masih ada dua lawan lagi menanti andai Serdadu Tridatu lolos dari adangan Tampines Rovers agar bisa lolos ke babak utama.
"Bali United tidak ada terget di Liga Champions Asia. Kami hanya ingin maksimal per laga," kata CEO Bali United Yabes Tanuri, kepada Republika.co.id, Selasa (5/12).
Andai Bali United gagal menyingkirkan The Stags pada fase pertama play-off ini, bukan berarti Serdadu Tridatu gagal tampil di turnamen internasional. Mereka otomatis akan masuk ke kompetisi Piala AFC, atau kasta tertinggi kedua di bawah Liga Champions Asia.
Beberapa pekan sebelum Liga 1 2017 selesai, Bali United sudah mendapat angin segar mengenai peluang tampil di level benua tahun depan. Karena itulah, begitu kompetisi 2017 selesai, Bali United bergerak cepat untuk mempersiapkan tim yang masih akan dilatih Widodo Cahyono Putro. Sejumlah pemain andalan dipertahankan, seperti Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, Fadil Sausu, M Taufiq, Agus Nova, dan lain-lain.
Bali United juga melepas sejumlah pemain yang tidak masuk ke dalam rencana skema yang disiapkan Widodo. Marcos Flores, Hasyim Kipuw misalnya sudah resmi kontraknya tak diperpanjang di Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Namun yang disayangkan, Bali United harus berpisah dengan pencetak gol terbanyak Liga Indonesia untuk satu musim Sylvano Comvalius. Penyerang yang musim lalu menyarangkan 37 gol untuk Bali United itu memilih pergi dari Indonesia karena tak ada kesepakatan kontrak baru. Sylvano hengkang karena permintan kenaikan gajinya tak dapat dipenuhi Bali United.
