REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat setidaknya 500 kolam ikan di daerah ini terdampak banjir usai hujan deras karena cuaca ekstrem beberapa waktu lalu. "Kalau yang banyak terdampak justru di sektor perikanan, karena hampir di semua kecamatan kena banjir. Ya kalau 500 kolam ikan yang kena banjir itu ada, mungkin lebih," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Selasa (5/12).
Kejadian hujan deras disertai angin kencang karena cuaca ekstrim dampak badai Siklon Tropis Cempaka 28 November lalu mengakibatkan banjir genangan, banjir luapan sungai, tanah longsor dan pohon tumbang di ratusan titik.
Ia mengatakan, selain sektor pertanian, sektor perikanan juga terdampak terutama kolam-kolam ikan milik kelompok petani ikan yang tidak permanen. Bahkan nilai kerugian di sektor perikanan diperkirakan sebesar Rp 1,8 miliar akibat 500-an kolam rusak.
"Nilainya kira-kira sebesar Rp 1,8 miliar, itu di sektor perikanan. Karena itu meliputi kolam sama ikan-ikannya, ikannya itu semua hilang (hanyut), kalau dinilai yang besar itu ikannya, seperti yang di wilayah Pandak itu ikan hias mahal," katanya.
Pulung mengatakan, kalau jumlah kolam perikanan yang terdapat di Bantul lebih dari itu, hanya saja yang hanyut atau rusak itu kolam tidak permanen yang tidak diperkeras dengan semen melainkan memakai terpal di atas tanah.
"Kalau kolam yang permanen itu tidak ada yang rusak, yang rusak itu semua kolam terpal dan terpalnya juga hanyut. Kalau umur ikan bervariasi ada yang masih sekitar satu bulan juga besar-besar, ikannya tidak mati tapi pindah," katanya.
Ia mengatakan, sedangkan di sektor pertanian, banjir itu mengakibatkan lahan pertanian seluas 106 hektare terendam banjir, namun yang berakibat gagal panen seluas 52 hektare yang meliputi padi dan sebagian cabai dan jagung. "Sedangkan untuk sektor peternakan tidak begitu relatif kecil, ada sekitar 30 kandang ternak yang terdampak banjir dan hanyut, namun kalau untuk ternaknya tidak hilang, sejauh ini tidak ada laporan ternak hanyut," katanya.
Menurut dia, data kerusakan di sektor perikanan, pertanian dan peternakan akibat bencana 28 November itu sudah disampaikan ke Bupati Bantul untuk kemudian akan ditindaklanjuti dengan penganggaran bantuan.