REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Pemerintah Provinsi Bali mengantisipasi terjadinya erupsi susulan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem. Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan salah satu caranya adalah merampingkan titik-titik pengungsian, contohnya di Kabupaten Karangasem. "Pemusatan ini juga untuk memudahkan pemerintah mendistribusikan logistik," kata Pastika, Selasa (5/12).
Pengungsi yang terlalu menyebar menyulitkan pendistribusian logistik. Pastika mengatakan pengungsian yang terpusat juga memudahkan pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Jumlah terakhir pengungsi Gunung Agung mencapai 62.330 jiwa yang tersebar di 214 titik. Pengungsi di Karangasem merupakan yang tertinggi, mencapai 35.855 jiwa di 117 titik. Berikutnya, pengungsi di Buleleng (10.281 jiwa di sembilan titik), Klungkung (9.885 jiwa di 43 titik), Bangli (915 jiwa di dua titik), Tabanan (674 jiwa di sembilan titik), Denpasar (572 jiwa di empat titik), Gianyar (3.305 jiwa di delapan titik), Badung (531 jiwa di lima titik), dan Jembrana (312 jiwa di 17 titik).
Titik pengungsian di Karangasem merupakan yang terbanyak, separuh dari jumlah total pengungsian. Pastika mengatakan stok logistik di Posko Tanah Ampo terus berdatangan.
Logistik yang ada didistribusikan ke masing-masing kantor kecamatan dan selanjutnya disalurkan ke pos pengungsian. Pengungsi yang belum mendapatkan logistik disinyalir merupakan pengungsi mandiri yang tidak terdata.
Gunung Agung masih mengalami tremor menerus dengan amplitudo satu hingga dua milimeter (mm). Pagi ini teramati asap kawah bertekanan lemah hingga sedang bewarna putih dan kelabu. Intensitasnya tipis hingga sedang dengan tinggi seribu meter di atas puncak kawah.
"Tingkat aktivitas Gunung Agung masih awas (level empat). Masyarakat dan pengunjung diimbau tidak berada di zona perkiraan bahaya, dalam radius delapan hinga 10 kilometer (km)," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani.
Pukul 00.00 hingga 06.00 WITA hari ini, gunung yang oleh masyarakat Bali disebut Hyang Tohlangkir ini terpantau mengalami 18 kali gempa frekuensi rendah berdurasi 35 hinga 100 detik. Gunung ini juga mengalami dua kali gempa vulkanik dangkal berdurasi 10 hingga 17 detik, dan tiga kali gempa vulkanik dalam berdurasi 12 hingga 30 detik.