Selasa 05 Dec 2017 13:10 WIB
Pendirian Pesantren di Amerika

Shamsi Ali: Sejarah Perjalanan Dakwah di Amerika

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Imam Besar New York Shamsi Ali
Foto: Republika/Darmawan
Imam Besar New York Shamsi Ali

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Indonesia memiliki tanggung jawab moral bahkan tanggung jawab kebangsaan untuk mengambil bagian dalam merespons kepada kesalahpahaman terhadap Islam di dunia Barat, dan di Amerika khususnya. Karenanya, melalui pembangunan pesantren di Amerika ini, diharapkan bisa menjadi kontribusi nyata bangsa Indonesia dalam pembangunan Islam ke depannya.

"Pembangunan pesantren ini menjadikan sejarah perjalanan dakwah di Amerika, dan sebagai kontribusi nyata bangsa Indonesia. Dan pesantren adalah “trade mark” dakwah dan pendidikan Islam di Indonesia," kata Presiden Nusantara Foundation dan Imam Besar Masjid New York, Imam Shamsi Ali dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id, Selasa (5/12).

Dikatakan Imam Shamsi, pada Kamis (30/11) 2017 telah ditanda tangani kontrak pembelian lahan atau properti yang akan dijadikan pesantren di negara bagian Connecticut, Amerika Serikat (AS). Menurutnya, penandatanganan bersifat internal karena masing-masing pengacara masih dalam proses menyelesaikan semua hal yang terkait dengan hukum setempat.

"Insya Allah semua akan diselesaikan, kalau tidak pekan ini, akhir pekan depan. Dana yang telah dibayarkan sebagai DP saat ini adalah 275 ribu dolar Amerika, termasuk berbagai biaya yang terkait," kata Imam Shamsi.

 

Ia menerangkan, dengan ditandatanganinya kontrak pembelian, maka sejak awal Januari 2018 mendatang, akan dimulai pembayaran cicilan harga selebihnya. Yaitu sebesar 400 ribu dolar dalam masa dua tahun. Rencananya, mulai awal Januari juga akan dilakukan pembersihan dan renovasi gedung-gedung yang layak pakai.

Sebagaimana telah disampaikan, terdapat delapan gedung di lahan yang akan dijadikan pesantren. Empat di antaranya masih layak pakai setelah direnovasi kecil-kecilan. Empat gedung inilah yang rencananya akan direnovasi. Sementara, empat lainnya memang diharuskan untuk diruntuhkan (demolished), sesuai aturan tata kota (town).

"Diperkirakan dana untuk pembersihan dan renovasi ini sekitar 150 ribu dolar AS sampai 200 ribu dolar AS," ujarnya.

Imam Shamsi mengatakan, jika proses pembersihan dan renovasi berjalan lancar. Maka akan direncanakan untuk memulai kegiatan di lokasi tersebut pada liburan musim panas mendatang (Juli-Agustus 2018).

Namun pada awal Januari, pihaknya juga akan menghadirkan arsitek landscape untuk melakukan studi lapangan bagi perencanaan pembangunan pondok pesantren. Sementara, untuk pembangunan di lokasi diperlukan arsitek lokal yang paham aturan-aturan tata gedung di negara bagian Connecticut, AS.

"Pembangunan pondok pesantren ini akan dilakukan secara bertahap, berdasarkan pendanaan yang tersedia dan prioritas gedung atau fasilitas yang diperlukan," ujarnya.

Imam Shamsi menambahkan, untuk tujuan penggalangan dana bagi pembangunan pesantren. Saat ini dipersiapkan proposal yang lengkap. Kegiatan-kegiatan pengumpulan pendanaan juga akan dilakukan melalui ragam usaha, baik di Indonesia maupun di AS.

Menurutnya, proyek pembangunan pesantren di AS adalah proyek besar, tidak saja karena dana yang diperlukan besar. Tapi juga akan menjadi catatan sejarah perjalanan dakwah di Amerika. Juga sebagai kontribusi nyata bangsa Indonesia.

"Semoga Allah meridhoi niat dan usaha mulia ini, serta menjadikannya saham-saham kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat untuk kita semua. Amin," ujarnya.

Dia pun berharap, umat Muslim menjadi bagian dari sejarah ini dengan kontribusi di: https://m.kitabisa.com/pesantrenamerika. Untuk itu, bila ingin mengirimkan donasi langsung ke proyek, pengiriman dapat dilakukan melakui: Nusantara Foundation, Inc. Bank: TD Bank Rekening: 4341946957, Routing: 026013673, Swift code: NRTHUS33xxx, Alamat: 593 Third Avenue New York, NY 10016

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement