Selasa 05 Dec 2017 18:16 WIB

Sepanjang 2017, ICMI Targetkan 6.000 Toko Halal di Jabar

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum ICMI Pusat, Jimly Asshiddiqie meluncurkan 150 Toko Halal ICMI Orda Kabupaten Indramayu, di Wisma Haji Indramayu, Selasa  (5/12).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Ketua Umum ICMI Pusat, Jimly Asshiddiqie meluncurkan 150 Toko Halal ICMI Orda Kabupaten Indramayu, di Wisma Haji Indramayu, Selasa (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia  (ICMI) menargetkan, ada 6.000 Toko Halal yangterbentuk sepanjang tahun ini di Jabar.

 

Koordinator Toko Halal ICMI Jabar, Iwa Karniwa, mengakui, dari total target 6.000 Toko Halal itu, saat ini baru terealisasi 1.540-an Toko Halal. Meski sudah di penghujung tahun, dia optimis, target itu bisa terealisasi.

 

"Memang masih jauh. Tapi kita kejar Desember harus beres," tegas Iwa,saat ditemui di sela acara Launching 150 Toko Halal ICMI Orda Kabupaten Indramayu, di Wisma Haji Indramayu, Selasa (5/12).

 

Iwa mengatakan, program Toko Halal ICMI itu diberikan kepada para pemilik toko yang sudah berjalan agar lebih berkembang. Namun, kendala yang dihadapi selama ini untuk menjadikan mereka sebagai Toko Halal adalah posisinya yangtidak di pinggir jalan raya.

 

"Salah satu syarat (menjadi Toko Halal ICMI) itu tokonya harus bisa masuk mobil, untuk memudahkan pengangkutan barang. Sedangkan kebanyakan masuk gang," kata Iwa.

 

Namun, Iwa mengatakan, saat ini, setiap daerah di Jabar sudah bergerak untuk mewujudkan Toko Halal tersebut. Karenanya, dia optimis., target Toko Halaltahun ini bisa tercapai.

 

Iwa menyebutkan, setiap Toko Halal ICMI harus memiliki pelanggan antara 150 - 200 pelanggan. Selain menjual produk yang sudah ada, di Toko Halal ICMI akan diperluas jejaring usahnya sehingga bisa menambah pendapatan mereka.

 

Salah seorang penerima program Toko Halal ICMI asal Desa Plumbon, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Toahyani, mengaku, senang toko yang dimilikinya selama ini bisa menjadi Toko Halal ICMI. Dia berharap, ke depan tokonya akan lebih berkembang. "Semoga juga bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat," tutur Toahyani.

 

Selama ini, Toahyani hanya menjual sembako di tokonya. Namun, dengan menjadi Toko Halal ICMI, ke depannya tokonya akan melayani juga pembelian pulsa, buka tabungan, setoran tunai, tarik tunai, transfer dan berbagai macam pembayaran.

 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum ICMI Pusat, Jimly Asshiddiqie, menyatakan, ICMI harus melakukan aksi yang nyata untuk membaa perubahan. ICMI pun mesti bermitra dengan pemda dan semua kekuatan masyarakat demi membawa kemajuan bagi umat danbangsa.

 

"Tapi dalam memberikan aksi nyata, harus dibekali modal ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta iman dan takwa (imtak)," tegas Jimly.

 

Jimly menyatakan, dalam sejarah Islam, bisnis telah menjadi alat dakwah. Dakwah Rasulullah SAW pun ditopang oleh bisnis Siti Khodijah. Bahkan, semua peradaban Islam tidak ada yang berkembang tanpa didukung oleh bisnis.

 

"Bisnis itu harus jadi fardhu ain. Mari kita yakinkan keluarga kitamengenai kesadaran bisnis," kata Jimly.

 

Namun, dalam menjalankan bisnis, Jimly mengajak agar mencontoh bisnis yang dijalankan Rasulullah SAW dan Siti Khodijah. Yakni menjadikannya sebagai alat dakwah.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement