REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia KH Cholil Nafis meminta, agar para produser program religi lebih selektif lagi dalam memilih dai yang akan berceramah di televisi. Hal ini menyusul adanya kasus ustazah Nani Handayani yang salah dalam menulis ayat Alquran dalam program Syiar Kemuliaan Metro TV.
"Kami berharap kepada produser-produser program religi TV hendaklah lebih hati-hati di dalam memilih ustaz atau ustazah yang mengisi acara religi itu," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (5/12).
Kiia Cholil mengatakan, dalam memilih dai, produser program religi jangan hanya melihat popularitas dai tersebut, tapi sebaiknya juga menelusuri latar belakang pemahaman keagamaannya. "Tidak cukup hanya popularitas, tidak cukup hanya sering ngisi youtube, tapi coba lihat track record belajar agamanya, pengetahuan agama, dan paham keagamaannya. Syukur-syukur bisa koordinasi dengan MUI," katanya.
Atas kasus kesalahan penulisan ayat Alquran ini, Kiai Cholil mengaku, sudah ikut menyampaikan kepada pihak Metro TV agar memperbaiki kesalahan tersebut. Menurut dia, pihak Metro TV pun sudah siap memperbaikinya, sehingga ke depannya kejadian ini tak terulang kembali.
"Dan Insya Allah dalam waktu dekat kami (MUI) akan melakukan koordinasi dengan produser-produser atau penanggung jawab penyelenggara program religi di TV-TV. Mudah-mudahan ini menjadi titik awal untuk kita melakukan standardisasi dai khususnya yang mengambil ruang publik," ujarnya.
Untuk diketahui, penulisan ayat Alquran oleh ustazah Nani Handayani dalam acara Syiar Kemuliaan yang ditayangkan Metro TV menjadi viral di media sosial sejak Selasa (5/12) pagi. Pasalnya, dalam acara tersebut terdapat kesalahan penulisan ayat Alquran yang berbunyi, "Innash sholaata tanhaa' anil-fahsyaa'i wal-munkar." Artinya, "Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar".