Rabu 06 Dec 2017 12:52 WIB

Republika Bekali UMKM Pelatihan Pembukuan Berbasis Android

Rep: Andrian Saputra/ Red: Fernan Rahadi
Pelaku UMKM dari 50 pasar tradisional di Sragen mengikuti pelatihan pembukuan usaha berbasis android yang diselenggarakan Republika dan Yayasan Danamon Peduli di Gedung Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kabupaten Sragen, Selasa (5/12).
Foto: Republika/Andrian Saputra
Pelaku UMKM dari 50 pasar tradisional di Sragen mengikuti pelatihan pembukuan usaha berbasis android yang diselenggarakan Republika dan Yayasan Danamon Peduli di Gedung Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kabupaten Sragen, Selasa (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN --- Republika bersama Yayasan Danamon Peduli memberikan pelatihan pembukuan usaha berbasis android kepada puluhan pelaku Usaha Kecil Menengah (UMKM) di Sragen pada Selasa (5/11). Melalui pelatihan tersebut, pelaku UMKM didorong agar mampu membuat pembukuan yang baik dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.

Pelatihan pembukuan berbasis android diikuti puluhan pelaku UMKM perwakilan dari 47 pasar tradisional dan tiga pasar kerajinan yang ada di Sragen. Pelatihan tersebut dilaksanakan selama dua hari di Gedung Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Sragen. Pada hari pertama, Selasa kemarin para pelaku UMKM terlebih dulu diajak untuk memahami perihal pembuatan pembukuan usaha secara manual. Sementara pada hari kedua pelaku UMKM didorong untuk menerapkan pembukuan usaha melalui aplikasi khusus berbasis android untuk pembukuan usaha yang telah dibuat Republika.

Kami berharap dengan pelatihan ini pelaku UMKM dapat mengembangkan usahanya lebih besar, dan mereka tak kaget lagi saat memberikan laporan keuangan kepada perbankan untuk ketika akan mengajukan pinjaman," tutur Redaktur Republika, Fernan Rahadi.

Menurut Fernan, pelatihan tersebut juga sangat penting bagi para pelaku usaha agar dapat mengikuti perkembangan teknologi. Fernan berharap dengan pemanfaatan teknologi khususnya aplikasi khususnya di android dapat memudahkan pelaku usaha mencatat setiap transaksi usaha yang digelutinya.

 

Sementara itu, Program Manager Yayasan Danamon Peduli, Agus Tri Wahyuwono, mengungkapkan banyak pelaku UMKM kebingungan untuk membuat pembukuan usaha. Hal ini disebabkan karena pelaku UMKM terbiasa mencampurkan pendapatan pribadi dengan pendapatan usaha. Dengan tak adanya pembukuan usaha tersebut, kata dia, banyak pelaku UMKM yang berupaya untuk mengajukan pinjaman pengembangan usaha ke perbankan harus gigit jari. Sebab mereka tak dapat menunjukkan bukti berupa catatankeuangan dari usaha yang digelutinya. 

"Tak bisa membuat pembukuan usaha itu mempersulit mereka kan, ketika ingin mencari batuan pengembangan usaha ke perbankan pasti ditanya pembukuannya. Jika tidak ada pembukuannya tentu pengajuan pinjaman kami tolak," kata dia.

Untuk itu, jelas Agus, agar semakin mempermudah pelaku UMKM membuat pembukuan, yayasan Danamon peduli mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan pembukuan usaha dengan menggunakan aplikasi. Dengan begitu, pelaku UMKM dapat mencatat transaksi usaha kapan saja. Agus mengatakan pelatihan pembukuan usaha berbasis android yang bekerja sama dengan Republika tersebut menjadi pilot project. Ke depan, dia berharap pelatihan serupa juga dapat diselenggarakan di kota-kota lainnya.

Selain memberikan pelatihan pembukuan usaha, Agus mengatakan kegiatan tersebut juga membuka kesempatan bagi para pelaku UMKM untuk memperluas jaringan usahanya. Pelaku UMKM diharapkan saling berbagai ilmu dan pengalaman dalam mengembangakan usaha.

Kepala Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan Kabupaten Sragen,Suyoto, mengaku pelaku UMKM di Sragen masih banyak yang belum mengerti cara membuat pembukuan usaha. Sebab itu, kata dia, pelaku usaha kesulitan dalam mencari modal pengembangan usahanya. Dia mengatakan dari 50 pasar yang ada di Kabupaten Sragen, baru sebagian kecil dari pedagang pasar khususnya di Pasar Bunder Sragen yang telah membuat pembukuan usaha. Kendati demikian, pembukuan usaha masih dilakukan secara manual. Dia berharap dengan pelatihan tersebut pelaku UMKM terutama di sektor perindustrian seperti mebel dan kerajinan tangan dapat memulai melakukan pembukuan dengan menggunakan teknologi android. 

"Kami juga terus melakukan penyuluhan untuk pembukuan ini tapi baru beberapa saja memang yang membuat itu pun pembukuan manual," katanya.

Sementara itu, pakar ekonomi dan akuntasi, Absar Jannatinyang, yang mengisi materi dalam kegiatan tersebut menilai faktor kesibukan menjadi penyebab pelaku UMKM tak dapat menyajikan pembukuan usaha. Sebab itu dia menyarankan agar pelaku UMKM yang belum memahami pembukuan usaha agar merekrut tenaga akuntansi untuk dapat membantu melakukan pencatatan transaksi. Di lain sisi, dia memberikan semangat agar pelaku UMKM terus belajar memahami pembuatan pembukuan usaha dengan menggunakan aplikasi android.

Absar menjelaskan dalam pelatihan pembukuan bagi UMKM tersebut, pelaku UMKM diperkenalkan terlebih dulu tentang pembukuan usaha manual melalui empat tahap yakni dengan melakukan verifikasi bukti transaksi seperti kuitansi pembelian dan penjualan. Langkah selanjutnya yakni pembuatan jurnal dan memasukkan data transaksi pada buku besar. 

Dari buku besar tersebut, jelas Absar, pelaku UMKM dapat mengetahui laporan keuangan seperti neraca, laba, dan rugi dari usahanya. "Kita kenalkan dulu dengan pembukuan manual melalui empat langkah ini, setelah itu kita tingkatkan pengetahuan pelaku UMKM agar bisa memasukkan data pembukuan usaha dengan aplikasi, karena menggunakan teknologi satu kali input itu sudah menghasilkan laporan," tuturnya. 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement