REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pengadilan di Thailand menjatuhkan hukuman 27 tahun penjara atas Watana Pumret (62 tahun). Dia terbukti bersalah lantaran telah mengebom Rumah Sakit Phramongkutklao pada Mei tiga tahun silam.
Akibat ulahnya itu, sebanyak 21 orang mengalami luka-luka. Pumret mengakui kesalahannya di hadapan hakim. Pensiunan pegawai pemerintah itu mengungkapkan dia melakukan pengeboman itu karena benci terhadap militer.
RS Phramongkutklao merupakan fasilitas kesehatan di Bangkok, Thailand yang utamanya melayani para tentara dan keluarganya. Dari bukti-bukti yang ada, kami meyakini terdakwa bersalah. Dan terdakwa pun mengakui kesalahannya, kata hakim ketua, Rabu (6/12).
Sesaat setelah hakim membacakan vonis, Pumret tampak menangis dan memeluk istrinya. Dia langsung keluar dari ruang sidang diikuti pengacaranya.
Pada Mei 2014, kubu militer Thailand mengadakan kudeta setelah berbulan-bulan lamanya aksi demonstrasi membanjiri jalan-jalan utama. Komandan militer Thailand saat itu mengklaim upaya tersebut dilakukan untuk menghindarkan negeri itu dari perpecahan.
Rezim militer Thailand berjanji akan menggelar pemilihan umum pada November 2018.