Rabu 06 Dec 2017 15:15 WIB

Misteri Menara Jam Afghanistan

Menara Jam Afganistan
Foto: Wikipedia
Menara Jam Afganistan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan tinggi hampir 65 meter, Menara Jam merupakan salah satu contoh peninggalan arsi tektur Islam. Menara ini dibangun mengguna kan bata dan plester gamping (lime mortar). Bagian dasarnya berbentuk seperti oktagon. Makin ke puncak, menara makin meruncing.

Setelah pintu masuk, tangga di dalam me lingkar dan berputar menuju ke puncak. Sebuah lentera, yang kini hampir tidak berfungsi, me mahkotai balkon yang ada di separuh menara. Tampilan ini mirip dengan menara yang dibangun oleh Masud III di Ghazni.

Permukaan luar Menara Jam dilapisi dekorasi relief dan basrelief yang ditoreh berbentuk flora dan sedikit bagian tengah menara yang dilapilisi dengan epigraf turkuwaz. Tampaknya inskripsi itu sengaja dilapisi turkuwaz agar lebih terlihat. Hampir semua inskripsi ditulis dalam huruf kufik.

Salah satu inskripsi yang ada di sana adalah nama arsitek menara, Ali bin Ibrahim al-Ni saburi. Al-Nisaburi berasal dari kota di timur Iran, Nishapur. Berdasarkan inskripsi di sana, Menara Jam berdiri pada era Sultan Ghiyas ud- Din Muhammad bin Sam Ghuri (1163-1203 M), pemimpin Ghor.

Inskripsi tahun di menara sendiri kurang begitu jelas. Inskripsinya bisa dibaca 1193/1194 M atau 1174/1175 M. Namun, menara ini bisa ja di simbol kemenangan Sultan Ghurid, Ghiyas ud-Din atas Kerajaan Ghaznevid pada 1186 di Lahore. Tanggal persis pendirian Menara Jam sendiri masih jadi perdebatan. Namun, menara ini diprediksi didirikan pada 1194.

Survei topografi situs di sekeliling menara memberikan kesan Menara Jam tidak dikelilingi kota, benteng, dan kamp militer. Namun, reruntuhan bangunan, seperti istana, benteng, sisa gerabah, dan sebuah permakaman Yahudi mem buat lokasi sekitar Menara Jam diduga sebagai Kota Gunung Turkuwaz yang hilang.

Sebuah tempat penampungan air terletak sekitar 400 meter di atas Sungai Hari. Dua pipa yang terbuat dari tanah liat nampak menjulur da ri bendungan. Tampaknya pipa ini dulunya ada lah pipa bawah tanah menuju benteng untuk memasok air semasa perang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement