REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Raya Kuwait berdiri sejak 1986. Letaknya di pesisir selatan Teluk Kuwait. Kompleks seluas 46 ribu meter persegi ini cukup strategis di jantung ibu kota Kuwait karena berdekatan dengan tempat-tempat penting, antara lain, Bank Nasional Kuwait, Bursa Efek Kuwait, kantor kementerian negara, dan Istana Seif.
Masjid Raya Kuwait memiliki luas bangunan 20 ribu meter persegi. Masjid ini selalu dipilih sebagai pusat penyelenggaraan berbagai acara Islami atau perayaan nasional. Dilansir dari laman pariwisata Kuwait, visit-kuwait.com, Masjid Raya Kuwait merupakan salah satu ikon kebanggaan negara tersebut.
Pada 25 Desember 2011 sampai dengan 7 Januari 2012 lalu, Pemerintah Kuwait menjadikan masjid ini sebagai pusat penyelenggaraan Forum Seni Islami Internasional Kelima.
Dilansir dari laman artkuwait.org, Direktur Pusat Kesenian Islam Kuwait saat itu, Farid al-Ali, mengungkapkan, ada 21 negara yang mengikuti perhelatan ini. Mereka antara lain berasal dari Timur Tengah (Arab Saudi, Iran, Oman, Uni Emirat Arab, Irak, Bahrain, Palestina, Yordania, dan Suriah); Afrika Utara (Mesir, Aljazair, Sudan, dan Maroko); Asia Selatan dan Asia Tenggara (Pakistan, India, Bangladesh, dan Malaysia); Cina, serta Eropa (Hungaria).
Selain forum resmi, acara tersebut juga dilengkapi dengan beragam pameran kesenian, semisal, seni kaligrafi mutakhir, dekorasi, busana, dan pelatihan-pelatihan (workshop) kaligrafi untuk anak muda.
Arsitektur Masjid Raya Kuwait mengikuti gaya konvensional. Namun, desain khas Persia juga dengan mudah ditemukan di sini. Misalnya, pada kubah utama atau lengkung gerbang yang melaluinya para jamaah masuk atau keluar.
Bila dilihat dari atas, kompleks masjid ini berbentuk persegi. Tampak luar, bangunan Masjid Raya Kuwait didominasi warna abu-abu kecokelatan. Di sebelah bangunan utama, ada gedung lima tingkat tempat parkir, yang bisa menampung hingga 600 unit mobil.
Sementara, bagian dalam masjid ini terang benderang dengan cahaya lampu. Pancarannya memantulkan warna biru tua dari hamparan permadani di bawahnya serta warna krem pada dinding masjid.
Pada langit-langit masjid tersebut terdapat cekungan kubah utama yang ditopang empat pilar besar. Di sekelilingnya ada ukiran pada gipsum yang bercorak tetumbuhan. Ruang shalat utama mampu menampung 11 ribu jamaah, yakni 10 ribu pria dan seribu perempuan.
Selain lampu gantung utama dan beberapa penerangan listrik, cahaya alami juga masuk melalui celah-celah jendela di bawah kubah. Pemandangan di dalam masjid ini sangat menyejukkan mata.
Ada 10 pintu gerbang di masjid ini dan semuanya terbuat dari kayu terbaik. Kubah Masjid Raya Kuwait memiliki tinggi 43 meter dan garis tengah 26 meter. Kubah ini juga dihiasi kaligrafi gaya Kufi yang menunjukkan 99 asma al-husna.
Ukiran pada gypsum di sekitar kubah merupakan buatan tangan, bukan cetakan. Coraknya menampilkan gaya masjid-masjid Andalusia. Terutama dari ornamen kaligrafi yang menghiasi semua sisi interior. Ada 144 jendela pada masjid ini.
Hanya ada satu menara di masjid ini. Yakni, terletak di sudut barat daya dari bangunan utama. Arsitekturnya menyerupai gaya Andalusia. Ada ukiran indah dengan pola-pola bentuk bintang atau tetumbuhan pada dindingnya.