REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sejarahnya, proyek pembangunan Masjid Raya Kuwait dimulai sejak 1979. Tujuh tahun kemudian, kompleks rumah ibadah ini selesai dikerjakan dengan biaya sekitar 14 juta dolar Kuwait pada 1986. Selain area ibadah, masjid ini juga menyediakan berbagai fasilitas umum, seperti perpustakaan (luasnya 350 meter persegi, terpisah dari bangunan masjid), ruang pertemuan, atau taman.
Seperti diwartakan Constructionweek Online, April 2012, Masjid Raya Kuwait sempat mengalami keretakan pada dindingnya. Karena itu, pihak Institut Riset Ilmiah Kuwait (KISR) menyelidiki struktur bangunan tersebut.
Enam bulan lamanya, lembaga tersebut bekerja. Akhrnya, Direktur KISR Dr Naji al-Mutairi menyimpulkan, keretakan yang ada tidak akan menimbulkan kegoyahan berarti. Hanya diperlukan perbaikan yang tidak sampai merobohkan beberapa bagian Masjid Raya Kuwait.
Masjid Raya Kuwait berdiri sejak 1986. Letaknya di pesisir selatan Teluk Kuwait. Kompleks seluas 46 ribu meter persegi ini cukup strategis di jantung ibu kota Kuwait karena berdekatan dengan tempat-tempat penting, antara lain, Bank Nasional Kuwait, Bursa Efek Kuwait, kantor kementerian negara, dan Istana Seif.
Masjid Raya Kuwait memiliki luas bangunan 20 ribu meter persegi. Masjid ini selalu dipilih sebagai pusat penyelenggaraan berbagai acara Islami atau perayaan nasional. Dilansir dari laman pariwisata Kuwait, visit-kuwait.com, Masjid Raya Kuwait merupakan salah satu ikon kebanggaan negara tersebut.
Pada 25 Desember 2011 sampai dengan 7 Januari 2012 lalu, Pemerintah Kuwait menjadikan masjid ini sebagai pusat penyelenggaraan Forum Seni Islami Internasional Kelima.