REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperkirakan kerugian bencana banjir dan longsor di wilayah ini mencapai Rp 100 miliar.
"Nilai kerugian sekitar Rp 100 miliar. Namun, nilai kerugian tersebut belum termasuk terganggunya kegiatan ekonomi penduduk," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunung Kidul Eddy Praptono di Gunung Kidul, Rabu.
Ia mengatakan, kerusakan jembatan tersebar di 11 kecamatan, kerusakan jalan ada di sembilan titik, dan kerusakan rumah mencapai 202 unit.
"Kerugian fisik, infrastruktur, dan rumah estimasi kerugian mencapai Rp 100 miliar," ujarnya.
Baca juga: Gunung Kidul Mulai Pemulihan Bencana
Eddy mengatakan, titik terparah di zona satu seperti Kecamatan Semanu, Gedangsari, Playen, Karangmojo, Semin, Girisubo, Wonosari, Tanjungsari, Nglipar, Ponjong, Tepus, dan Patuk.
"Saat ini, pemkab masih akan fokus melakukan perbaikan dan optimalisasi sarana dan prasarana umum sehingga jalan-jalan tidak lagi terputus dan aktivitas masyarakat kembali normal," katanya.
Perbaikan sarana dan prasarana umum akan dibiayai bersama oleh pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Untuk anggaran tanggap darurat, Edy akan mengusulkan pembangunan bronjong sebagai penahan bahu sungai.
Setiap titik rata-rata membutuhkan dana Rp 1,2 miliar.
"Perbaikan jembatan kurang lebih akan memakan waktu enam hingga tujuh bulan sehingga belum bisa tahun ini," katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Gunung Kidul Suharno meminta pemkab segera menyikapi permasalahan anggaran infrasrtruktur sehingga masyarakat kembali hidup normal.
"Kami berharap pemerintah segera memperbaiki sarana infrastruktur," katanya.