REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PKS Nasir Djamil melihat Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagai figur yang paling tepat menggantikan Ketua DPR RI Setya Novanto (Setnov). Nasir memuji Bamsoet sebagai sosok yang memiliki minat tinggi dalam perbaharuan politik di Indonesia. "Kalau menurut saya, siapa figur yang teepat menggantikan Setnov ya Bamsoet," kata dia, Kamis (7/12).
Bamsoet yang saat ini merupakan Ketua Komisi III itu, menurut anggota Komisi III tersebut, punya koneksi luas, belasan karya, termasuk memiliki kepribadian yang supel. Belasan karya yang telah diterbitkan melalui buku, dinilainya menunjukkan bahwa minat Bamsoet terkait pembaharuan politik di Indonesia cukup besar.
Bamsoet, Nasir menilai, merupakan pribadi yang sangat terbuka, open mind dengan perubahan-perubahan dan di samping supel serta berteman dengan semua lapisan masyarakat. Dia memuji aktivitas Bamsoet yang aktif di sejumlah organisasi. "Hampir di semua organisasi, Pemuda Pancasila, Kadin, kemudian organisasi-organisasi yang mungkin dinilai orang berkelas, mobil, menembak dan sebagainya dan dia tidak suka golf, itu menurut saya penting," ujarnya.
Penggantian Ketua DPR memang hak eksklusif Partai Golkar. Nasir berharap ketua DPR yang dipilih nantinya tidak memiliki riwayat dan atau kasus hukum. Dia menyebutkan isu aliran dana korupsi Simulator SIM yang sempat disebut-sebut mengalir ke anggota dewan, termasuk Bamsoet pun tidak terbukti. "Jadi menurut saya (Bamsoet) sangat layak," kata dia.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin juga menyebut bahwa kader Golkar yang sudah bergerak cepat melakukan komunikasi dengan Presiden Jokowi adalah Bamsoet. Dia menilai sudah terlihat bahwa restu Jokowi bakal jatuh ke pangkuan Bamsoet.
Tentu Jokowi mempertimbangkan siapa tokoh yang bisa mengamankan kebijakan-kebijakannya di DPR, terutama Undang-Undang yang diusulkan oleh pemerintah. Dan yang lebih penting menurut Ujang adalah penunjang misi Jokowi menjelang 2019 mendatang.
Menurutnya lagi, Bamsoetlah yang cocok untuk hal itu bila dilihat dari rekam jejak dan pandangan politiknya. "Apalagi perannya di Komisi III yang banyak memuluskan program-program pemerintah terkait pembahasan UU dan yang lainnya," kata Ujang.